Halooo~
Layanan pos? Ah, itu mah lama, kuno, usang, masih ada pula! Udah ada e-mail kenapa masih pake kartu pos sih?
Ehehe, beberapa bulan lalu aku secara tidak sengaja menemukan koleksi prangko milik kakekku. Dasar ya, aku suka banget sama kehidupan di luar sana, aku tertarik. Habisnya, banyak banget nama negara di sana, mulai dari yang deket-deket kayak Malaysia, Brunei Darusalam, dan Jepang, lalu negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Rusia, hingga negara terkenal yang cukup "asing" seperti Israel.
Nah, ngiler lah seorang Syauqi Ahmad. Dia pengen koleksi prangko juga. Tanpa sengaja, aku menemukan situs postcrossing, yakni sebuah situs dimana kita bisa mendapatkan alamat orang-orang yang bersedia menerima dan mengirim kartu pos. Sistemnya, kirim satu terima satu. Dan pada setiap kartu pos harus dicantumkan nomor unik yang bisa didaftarkan ketika sampai ke rumah si pengirim, lalu kita akan mendapatkan kartu pos dari pengguna random.
Yang asyik lagi, kita gak akan pernah tahu, ke mana kita akan mengirim dan dari siapa kartu pos yang kita terima. Jadi, kita gak akan pernah tahu akan dapat kartu pos dari mana dan kapan, biar semacam surprise gitu loh.
Lama? Ya iyalah! Minimal dua minggu, baru lah nyampe. Tapi, di sinilah serunya. Kita akan melupakan kalau kita pernah mengirim sebuah kartu pos, dan tiba-tiba, pada suat hari, out of nowhere, datanglah sebuah kartu pos dari negara random yang ditujukan untuk kita. Sepengalaman saya, menerima kartu pos benar-benar bikin senang! Semacam moodbuster gitu, yang bete langsung jadi ceria deh!
Mahal? Buat saya sebagai anak kosan pas-pasan, lumayan. Satu kartu pos harganya sekitar 3.000, dan harga prangko rata-rata 7.500. Jadi, kurang lebih membutuhkan Rp10.000 untuk mengirim kartu pos.
Tapi ya, sepuluh ribu rupiah, usaha sedikit ke kantor pos, dan menunggu selama beberapa minggu, akan terbayarkan ketika kamu menerima sebuah kartu pos. Misalkan, dari negarayang paling kamu suka.
Oiya, alamat kamu hanyalah hak untuk mereka yang akan mengirim kepadamu. Jadi, random viewer gak mungkin bisa lihat alamatmu, insya Allah aman deh!
Selain postcrossing, saya juga pake "koresponda servo". Yakni serupa dengan postcrossing, bedanya, dia lebih simpel, sistemnya lebih sederhana, dan hanya untuk pengguna/pelajar bahasa Esperanto. Gak ada kode unik, boleh ngirim dan balas kapan pun, biasanya ngasih tahu dengan email dulu, dll. Cuma, kebaikan hati para Esperantis menjamin bahwa ini juga aman.
Mungkin ada yang belum tahu kartu pos? Silakan jalan-jalan ke kantor pos pusat Bandung di jalan Asia Afrika, di depannya ada lapak-lapak penjual kartu pos. Tanyakan, berapa harganya :p
Sayangnya, kartu pos Indonesia gak begitu beragam seperti kartu pos luar negeri. Gambarnya biasanya berisi pemandangan alam Indonesia saja. Tapi, bisa kok ngeprint sendiri juga, gambar sendiri juga boleh.
Prangko Indonesia juga gak begitu bagus kalau kita males nyari yang bagus. Biasanya sih aku beli di kantor pos di BIP, cuma sejak seminggu yang lalu kantor pos di situ tiba-tiba hilang, dan aku harus ke bursa filateli di kantor pos besar Bandung. Bagaimanapun, pengiriman kartu pos mencirikan negeri kita kan, agaknya akan lebih baik kalau kita mengirim dengan prangko yang bagus, jangan prangko hemat energi, gemarikan, atau ucapan selamat hari raya, terlalu mainstream!
Tertarik mau ikutan? Silakan cek situs postcrossing: www.postcrossing.com
Atau bisa juga gabung dengan komunitas postcrossing Indonesia/KPI di facebook https://www.facebook.com/groups/PostcrossingID/
Pengen lihat prangko Indonesia yang bagus? Cek www.e-fila.com
Di mana beli kartu pos? Ada kok di folder grup KPI Facebook...
Kalau mau ikutan, gak apa-apa kok! We welcome you!
HAPPY POSTCROSSING ^_^
Layanan pos? Ah, itu mah lama, kuno, usang, masih ada pula! Udah ada e-mail kenapa masih pake kartu pos sih?
Ehehe, beberapa bulan lalu aku secara tidak sengaja menemukan koleksi prangko milik kakekku. Dasar ya, aku suka banget sama kehidupan di luar sana, aku tertarik. Habisnya, banyak banget nama negara di sana, mulai dari yang deket-deket kayak Malaysia, Brunei Darusalam, dan Jepang, lalu negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Rusia, hingga negara terkenal yang cukup "asing" seperti Israel.
Nah, ngiler lah seorang Syauqi Ahmad. Dia pengen koleksi prangko juga. Tanpa sengaja, aku menemukan situs postcrossing, yakni sebuah situs dimana kita bisa mendapatkan alamat orang-orang yang bersedia menerima dan mengirim kartu pos. Sistemnya, kirim satu terima satu. Dan pada setiap kartu pos harus dicantumkan nomor unik yang bisa didaftarkan ketika sampai ke rumah si pengirim, lalu kita akan mendapatkan kartu pos dari pengguna random.
Yang asyik lagi, kita gak akan pernah tahu, ke mana kita akan mengirim dan dari siapa kartu pos yang kita terima. Jadi, kita gak akan pernah tahu akan dapat kartu pos dari mana dan kapan, biar semacam surprise gitu loh.
Lama? Ya iyalah! Minimal dua minggu, baru lah nyampe. Tapi, di sinilah serunya. Kita akan melupakan kalau kita pernah mengirim sebuah kartu pos, dan tiba-tiba, pada suat hari, out of nowhere, datanglah sebuah kartu pos dari negara random yang ditujukan untuk kita. Sepengalaman saya, menerima kartu pos benar-benar bikin senang! Semacam moodbuster gitu, yang bete langsung jadi ceria deh!
Mahal? Buat saya sebagai anak kosan pas-pasan, lumayan. Satu kartu pos harganya sekitar 3.000, dan harga prangko rata-rata 7.500. Jadi, kurang lebih membutuhkan Rp10.000 untuk mengirim kartu pos.
Tapi ya, sepuluh ribu rupiah, usaha sedikit ke kantor pos, dan menunggu selama beberapa minggu, akan terbayarkan ketika kamu menerima sebuah kartu pos. Misalkan, dari negarayang paling kamu suka.
Oiya, alamat kamu hanyalah hak untuk mereka yang akan mengirim kepadamu. Jadi, random viewer gak mungkin bisa lihat alamatmu, insya Allah aman deh!
Selain postcrossing, saya juga pake "koresponda servo". Yakni serupa dengan postcrossing, bedanya, dia lebih simpel, sistemnya lebih sederhana, dan hanya untuk pengguna/pelajar bahasa Esperanto. Gak ada kode unik, boleh ngirim dan balas kapan pun, biasanya ngasih tahu dengan email dulu, dll. Cuma, kebaikan hati para Esperantis menjamin bahwa ini juga aman.
Mungkin ada yang belum tahu kartu pos? Silakan jalan-jalan ke kantor pos pusat Bandung di jalan Asia Afrika, di depannya ada lapak-lapak penjual kartu pos. Tanyakan, berapa harganya :p
Sayangnya, kartu pos Indonesia gak begitu beragam seperti kartu pos luar negeri. Gambarnya biasanya berisi pemandangan alam Indonesia saja. Tapi, bisa kok ngeprint sendiri juga, gambar sendiri juga boleh.
Prangko Indonesia juga gak begitu bagus kalau kita males nyari yang bagus. Biasanya sih aku beli di kantor pos di BIP, cuma sejak seminggu yang lalu kantor pos di situ tiba-tiba hilang, dan aku harus ke bursa filateli di kantor pos besar Bandung. Bagaimanapun, pengiriman kartu pos mencirikan negeri kita kan, agaknya akan lebih baik kalau kita mengirim dengan prangko yang bagus, jangan prangko hemat energi, gemarikan, atau ucapan selamat hari raya, terlalu mainstream!
Tertarik mau ikutan? Silakan cek situs postcrossing: www.postcrossing.com
Atau bisa juga gabung dengan komunitas postcrossing Indonesia/KPI di facebook https://www.facebook.com/groups/PostcrossingID/
Pengen lihat prangko Indonesia yang bagus? Cek www.e-fila.com
Di mana beli kartu pos? Ada kok di folder grup KPI Facebook...
Kalau mau ikutan, gak apa-apa kok! We welcome you!
HAPPY POSTCROSSING ^_^
halo, bosan dengan kartu pos yang di toko buku ? Cari kartu pos yang beda dari di toko buku ? Coba cek rujakpostcards.blogspot.com Jangan lupa pesan ya
ReplyDelete