Friday, May 24, 2013

Sedikit Peduli pada Bahasa Sendiri

Haloooooo!!!!

Sejenak saya berpikir ketika saya di angkot tadi, kenapa banyak sekali ya sepertinya orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar (jangan-jangan termasuk saya)... Nah tema itulah yang akan saya bawakan dalam publikasi kali ini...

Beberapa bulan lalu, saya menemukan sedikit kesalahan pada poster calon walikota Bandung, ia menuliskan "Birokrat yang akademisi" dalam kampanyenya. Sekilas, frasa tersebut tampak benar. Namun bagi saya, pemerhati bahasa, itu merupakan sebuah KESALAHAN BESAR!!!
Dalam kaidah bahasa Indonesia, kata "birokrat" merupakan kata benda, dan "akademisi" pun merupakan kata benda. Dalam kaidah bahasa Indonesia juga, kata benda diterangkan dengan kata sifat yang dapat disatukan menjadi frasa dengan kata "yang". Nah, menurut Anda, apa kata benda bisa diterangkan dengan kata benda? Sungguh konyol! Menurut saya, akan lebih baik jika ia menuliskan "Birokrat yang akademis" atau "Akademisi yang birokratik" atau "Birokrat dan akademisi" karena jika ada dua kata benda, bisa dihubungkan salah satunya dengan kata "dan". Lalu saya berpikir, jika saya memiliki hak pilih, saya tidak akan memilih walikota tersebut, berbahasa Indonesia yang baik saja dia tidak bisa apalagi memimpin dengan slogan "untuk Bandung yang lebih baik"? Memang, pemimpin bukanlah seseorang yang harus sempurna, tapi setidaknya ia harus berusaha untuk sempurna dan menutupi aibnya di hadapan rakyatnya. Mungkin, pemilihan kata tidak akan terlalu bermasalah bagi saya, namun, karena saya sudah mempelajari ilmu linguistik dan mengait-ngaitkannya dengan bahasa Indonesia, pemilihan kata yang menyangkut kelas kata (kata benda, kata sifat, dan lain-lain) adalah sebuah KESALAHAN BESAR!!!
Selain itu, saya juga pernah melihat tukang ikan bakar yang menuliskan dagangannya "Ikan bakar laut". Gaya banget ya, ikan bisa membakar lautan. Seharusnya "Ikan laut bakar". Jika "ikan bakar laut", maka susunan nomina-verba-nomina bisa diartikan sebagai satu kalimat dengan struktur subjek-predikat-objek yang berarti "ikan yang membakar lautan". Namun, dengan "ikan laut bakar", susunannya akan menjadi nomina-adjektiva-adjektiva yang menjadikannya sebuah frasa yang berarti "ikan yang berasal dari laut yang dibakar".
Oke, isu lainnya, anda tahu llagu berikut? Ada baris yang berbunyi "Kau boleh acuhkan diriku dan anggap 'ku tak ada" pokoknya, saya lupa judul dan penyanyinya. Penulis lagu ini tidak pernah buka KBBI sepertinya. Coba buka KBBI, ada kok versi daring(dalam jaringan, online)nya disini. Silakan cek apa itu arti kata "acuh". Artinya apa? PEDULI!!! Jika di kalimat atas kata "acuh" diganti dengan "peduli", maka akan menjadi "Kau boleh peduli pada diriku" dong? Jadi bagus dong?
MENGAPA KITA TAK PERNAH MENARUH PEDULI BARANG SEDIKIT PADA BAHASA INDONESIA???
Ayolah, memang, menurut beberapa penelitian, penutur asli jarang sekali peduli pada tata bahasa dan struktur kalimat. Namun itu bukan berarti bahwa kita tak harus peduli pada bahasa kita. Bagaimanapun, bentuk bahasa Indonesia yang baik dan benar dan asli harus dipertahankan. Dan siapa yang bisa memertahankannya? HANYA KITA, orang Indonesia.
Sekedar menuangkan pikiran, menurut saya, Indonesia adalah "miniatur" dunia ini. Di dunia ini, ada sekitar 7000 bahasa. Di Indonesia, ada sekitar 700 bahasa. Bedanya, di Indonesia semua setuju dengan satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia, namun dunia tidak memiliki bahasa persatuan. Mungkin ada beberapa bahasa internasional yang diakui, namun tetap ada orang yang tidak setuju dengan dianggapnya suatu bahasa menjadi bahasa internasional. Bahasa resmi PBB, ada 6 yakni Inggris, Mandarin, Rusia, Spanyol, Prancis, dan Arab. Jika semua setuju saja dengan PBB, tidak satu bahasa yang menyatukan dunia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik. Tanpa sadar, ketika Anda berbicara bahasa Indonesia, Anda turut berbicara bahasa Hokkien, Portugis, Arab, Sanskerta, Belanda, dan Inggris. Juga ada beberapa kata serapan dari bahasa daerah. Selain itu, bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa resmi NKRI, dengan bahasa-bahasa daerah yang diakui keberadaannya. Kurang apa lagi?
Mungkin saya juga masih ada kesalahan dalam bentuk bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin kawan-kawan juga. Namun, jika kita mau belajar dan melestarikan bahasa Indonesia, kelak bahasa Indonesia akan terus hidup. Apa Anda ingin bahasa Indonesia bernasib sama seperti bahasa Latin? Orang-orang beralih pada bahasa Inggris dan Prancis, sedikit demi sedikit melupakan bahasa Latin, dan sekarang akhirnya bahasa Latin dianggap sebagai bahasa mati, meskipun masih ada penuturnya, namun tidak ada penutur sejak lahir. Bahasa Latin hanya menjadi bahasa liturgis di Vatikan dan beberapa sekte Kristen. APa ingin bahasa Indonesia kelak punah dan mati? Jangan deh ;)

Wednesday, May 15, 2013

Lexical Ambiguity: Spin Your Head, Roll Your Eyes!

Halooo!!!

Baru menemukan sesuatu untuk dibagi nih. Bertema kebahasaan sih, ya karena saya suka bahasa-bahasa.
Kali ini saya mau bahas mengenai Lexical Ambiguity.

Lexical ambiguity adalah ambiguitas dalam suatu kalimat, yang biasanya terjadi karena pengulangan kata yang sama untuk sekian kali, hingga menimbulkan kesan tidak jelas, padahal secara tata bahasa, kalimat tersebut benar.
Ambiguitas leksikal yang saya temukan adalah dalam bahasa Inggris. Mari kita lihat contoh kalimat pertama:
Buffalo buffalo Buffalo buffalo buffalo buffalo Buffalo buffalo
Halah! Ada 8 kata "buffalo"tuh! Tapi, percaya tidak percaya, itu adalah sebuah kalimat yang sah menurut aturan tata bahasa Inggris, tepatnya American English. Dalam kalimat ini, ada 3 arti kata "buffalo". Yang pertama, Buffalo yang merupakan sebuah kota di Amerika,  buffalo yang merupakan sejenis binatang seperti kerbau/bison, dan buffalo yang berarti bullying, atau bahasa Indonesia bakunya sih "merisak". Jika dipisahkan dengan tanda baca, kalimat diatas bisa menjadi begini: "Buffalo buffalo, (which) Buffalo buffalo buffalo, buffalo Buffalo buffalo" Masih gak jelas?
Dalam bahasa Indonesia, kaliamt tersebut akan menjadi begini: "Bison asal kota Buffalo, yang dirisak oleh Bison asal kota Buffalo, merisak bison asal kota Buffalo." Masih gak ngerti? Ya udah, jangan dipaksakan :D saya juga pusing!

Ada lagi contoh lain nih:
James while John had had had had had had had had had had had a better effect on the teacher
banyak amat kata "had"-nya! Yah sama dengan kaliamt diatas, kalimat ini juga bisa dipisahkan dengan tanda baca menjadi "James, while John had had 'had', had had 'had had';'had had' had had a better effect on the teacher." Masih gak jelas? Jadi, begini ceritanya. Seorang guru bahasa Inggris memerintahkan untuk membuat kalimat yang memiliki past perfect tense. John malah menuliskan 'had', namun yang benar adalah James yang menuliskan 'had had', dangurunya pun senang terhadap James.
Masih bingung? Diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan menjadi "James, ketika John menulis 'had', ia menulis 'had had' dan 'had had' memiliki efek yang lebih baik pada gurunya" Sakit kepala? Selamat, berarti Anda masih memiliki kepala! =D

Ada lagi nih, seperti judul post-nya, let it spin your head and roll your eyes!

That that is is that that is not is not is that it it is

Nah loh! Bingung? Sama!
jika dipisah dengan tanda baca, akan menjadi begini, "That that is is, that that is not is not, is that it? It is" Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia mungkin akan menjadi begini, "Bahwa yang itu adalah itu, bukan yang itu adalah bukan yang itu, apakah begitu? Ya, begitu" Pening? Saya juga!

Saya belum bisa menemukan contohnya dalam bahasa Indonesia. Mungkin ada yang tahu? Setahu saya, karena bahasa Indonesia adalah bahasa aglutinatif, dan untuk membentuk suatu kelas kata harus menggunakan afiks tertentu, maka akan sulit untuk membuat kalimat semacam itu. Berbeda dengan bahasa Inggris yang kata kerjanya tidak perlu diberi imbuhan. Melainkan bisa normal seperti itu.
Jika ada yang menemukannya dalam bahasa Indonesia, beritahu saya! =D

Tuesday, May 14, 2013

It's Just a Matter of Perspective!

Haloooo!!

Mau membahas sesuatu mengenai perspektif nih...
Nah ya, dalam berkomunikasi, faktor perspektif ini sangat penting. Hal ini bisa saja mempengaruhi pemahaman/penafsiran seseorang terhadap sesuatu, sehingga menjadikan pemahaman/penafsiran setiap orang berbeda-beda.
Yang menjadi masalah adalah, ketika seseorang pendengar menafsirkan sesuatu dari perspektif yang tidak diinginkan oleh pembicara. Maka disitulah akan terjadi salah paham. Nah, salah paham ini yang berbahaya, yang karenanya persahabatan seseorang bisa terusik...
Namun terkadang, perspektif pendengar juga bisa dimanipulasi oleh media. Mari kita lihat gambar berikut:
Nah. Ini bisa dijadikan oleh media sebagai manipulasi perspektif.
Mari kita lihat gambar kiri. Tagline berita di media A bisa saja seperti ini: "Teroris asal negeri X tertangkap di negeri Y saat akan melakukan pengeboman" yang menjadikan pendengarnya beranggapan bahwa negeri X adalah sarang teroris dan penduduknya jahat.
Mari kita lihat gambar kanan. Tagline berita di media B bisa saja begini: "Pejuang asal negeri X tersesat di negeri Y, ditolong oleh tentara lokal" yang menjadikan pendengarnya beranggapan bahwa negeri Y adalah negeri yang mulia dan penduduknya berhati baik.
Mungkin, yang sebenarnya terjadi adalah gambar tengah. Dimana seorang pejuang asal negeri X tersesat dan masuk wilayah negeri Y (anggaplah kedua negara ini sedang berperang), maka negeri Y pun menolong pejuang yang kehausan dan tersesat tersebut, namun masih berhati-hati kalau-kalau ia adalah mata-mata atau membawa sesuatu yang mebahayakan.
Lihat, betapa mudahnya pikiran manusia dimanipulasi dengan perspektif?
Sekarang, lihat gambar ini:

Nah, setelah melihat gambar tersebut, anggaplah saya sedang menjual rumah kepada Anda, dan memberikan gambar ini pada Anda. Menurut Anda, berapakah harga rumah bergaya Korea dengan kolam renang tersebut? Jika saya menjualnya dengan harga 500 juta rupiah, apa Anda pikir itu harga yang cocok? Mungkin, dangan gaya yang bagus, ditambah kolam renang, dan pemandangan indah disekelilingnya, tentu ada yang tertarik membelinya. Namun, apa Anda tahu kenyataannya? Lihatlah gambar dibawah:
Ternyata kolam renang itu hanyalah bak kecil yang digunakan untuk memanipulasi perspektif orang yang melihat gambar tersebut. Apa kini harga 500 juta itu masih cocok? Tent saja tidak, bagaimanapun, kolam renang yang "dijanjikan" itu tidak ada!

Nah pokoknya perspektif itu sangat penting deh. Saya punya satu teori ngasal yang saya temukan sendiri, bahwasanya ketika saya sendiri, dan menjadi dua orang yang berbeda, atau berdebat dengan diri sendiri, saya jadi lebih bisa melihat sesuatu dengan perspektif yang lain....
Change your perspective!

Well, saya juga punya cerita, dari buku Chicken Soup for the Kids Soul.... Saya lupa-lupa ingat ceritanya, pokoknya intinya aja lah ya. Jadi begini, pada suatu hari, di sebuah sekolah dasar, dua orang siswa dipanggil gurunya untuk maju ke depan. Di meja gurunya, ada suatu benda yang ditutupi oleh kardus besar. Dan kedua siswa yang dipanggil guru tersebut diminta untuk berdiri bersebrangan dan sama-sama melihat ke benda yang ditutupi kardus tersebut. Lalu, kardus tersebut diangkat, dan rupanya isinya adalah sebuah globe yang sudah dicat. Gurunya berkata, "Kalian yang di depan, tolong katakan apa warna globe tersebut. Bagi yang duduk, mohon diam." Siswa yang di depan pun mulai berkata, si A berkata, "Warnanya hitam, bu!" namun si B menyanggahnya, "Bukan, warnanya putih, jelas sekali putih!" dan si A dan si B pun berdebat, masing-masing berpegang teguh pada pendapatnya mengenaik globe itu. Lalu sang guru pun menyuruh mereka diam, dan memutar globe tersebut dan rupanya itu adalah globe yang diwarnai separuh hitam dan separuh putih. Kedua siswa yang di depan pun terdiam dan mengerti mengapa kawannya keukeuh terhadap pendapatnya.
Itulah perspektif, kadang, kita selalu keukeuh pada perspektif yang kita pakai, dan ngotot. Kalau begitu, sekalinya salah, malu deh. Padahal, menurut saya, melihat sesuatu dari berbagai perspektif akan sangat bermanfat bagi kita. Kita jadi lebih banyak belajar dan mengerti lebih baik.
Kadang sulit untuk melihat dari perspektif yang berbeda...
Dan salah satu contoh bagus untuk perspektif adaah angka 6 dan 9. Seperti gambar dibawah:
Dilihat dari kiri, ia menjadi angka 9. Dilihat dari kanan, ia menjadi angka 6. Dari mana Anda melihat lebih dulu? :D
Yah pokoknya, silakan melihat sesuatu dari berbagai perspektif, agar kita tidak terus menerus menjadi seperti ini tanpa berkembang. Ada sebuah perkataan "If you re-read a book at different times of your life, the story won't change, but your perspective does" "Jika Anda membaca kembali sebuah buku pada waktu yang berbeda, ceritanya tidak akan berubah, tapi perspektifmu berubah.
Untuk menutup artikel ini, saya beri sebuah gambar, yang sedikit bikin saya tersenyum, namun sebenarnya sedikit mengejek...

Well, sampai berjumpa di penulisan selanjutnya! Semoga berguna :)

Monday, May 13, 2013

Parfum Wangi Buku - Ada yang Minat?

Halooooo!!!!

Suka mencium wangi buku?

Saya sih suka. Menurut saya, wangi buku baru itu sangat enak! Setiap kali beli buku, setelah mengelupas plastik pembungkusnya, pasti saya menaruh hidung saya diantara halaman-halaman buku tersebut, dan menghirup napas dalam-dalam.
Saya lebih suka wangi buku ketimbang parfum malah!
Namun, saya seringkali dihimbau orangtua saya untuk memakai sedikit parfum. Biar wangi, katanya. Namun saya kurang suka dengan wangi parfum, kadang, baŭ alkoholnya dapat tercium dengan jelas!

Nah, tapi kalo temen-temen punya masalah seperti itu juga, rupanya ada salah satu orang kreatif, yang menjual parfum dengan wangi buku baru! Konon katanya, kepribadian seseorang bisa dicium dari baŭ parfumnya. Yah, yang kaya raya, akan membeli parfum berbau uang. Yang suka bacon, bahkan tersedia parfum wangi bacon. Bagaimana dengan yang suka buku alias kutu buku? Rupanya ada nih parfum untuk pecinta buku: Paper Passion Perfume!
Packaging-nya seperti buku, unik!
Beginilah isinya!
Ini botolnya...
 
Jujur, saya jarang banget naksir sama fashion product. Tapi, menurut saya, yang ini unik! Saya ingin memilikinya! Well, yang suka sama wangi buku kan bukan cuma saya. Saya ngebayangin aja kalo lagi jalan, dan saya semerbak baŭ buku, tentu orang-orang pun akan tertarik dengan wangi saya =D
Tapi entahlah, saya belum tahu dimana tempat belinya di Indonesia. Yang jelas, menurut sumber saya, harganya sekitar 98 USD. Cukup mahal ya :|
 
Tapi yang jelas, jangan menggunakan parfum berlebihan. Saya nggak suka sama orang yang baŭ parfumnya tercium dari jarak sekian meter -_- Tapi, untuk sedikit berbau enak, tidak akan masalah menurut saya :D
Ada yang mau beliin buat saya? :D
 
 



Monday, May 6, 2013

Tongue Twister - Mari Keseleo Lidah!

Halooooo!

Saya mau membahas mengenai salah satu fitur unik yang insya Allah ada di setiap bahasa.
Dalam bahasa Inggris disebutnya "Tongue Twister", kalo menurut Wikipedia, bahasa Indonesianya sih "Pembelit lidah", sebenernya agak jarang didenger ya, tapi kalo bahasa Sundanya sih sudah lumayan tenar: "Pabaliut letah".
Pokoknya, tongue twister ini adalah kata, kalimat, atau frasa yang bisa bikin lidah seseorang pegel dan bibir keriting. Diucapkannya susah, biasanya karena ada bunyi yang sama, mirip, atau letak pengucapan yang jauh. Contoh tongue twister dalam bahasa Inggris:
Betty Botter bought a bit of butter.
The butter Betty Botter bought was a bit bitter
And made her batter bitter.
But a bit of better butter makes better batter.
So Betty Botter bought a bit of better butter
Making Betty Botter's bitter batter better
Coba dibaca dengan cepat :D Ada juga nih dalam bahasa Indonesia, sudah lumayan populer juga:
Kakak, kok kuku-kuku kaki-kaki kakak-kakak kakek-kakekku kok kaku-kaku kak?
Bisa dibaca dengan cepat?
Entah mengapa, menurut saya, hal ini sangat unik, karena setiap bahasa, dengan bunyi dan kaidah yang berbeda, memiliki tongue twister yang bahkan bisa lebih sulit. Contohnya, ada yang dalam bahasa Mandarin, ini dia!

四是四,十是十,十四是十四,四十是四十,四十四隻不識字之石獅子是死的
sì shí sì, shí shì shí, shísì shí shísì, sìshí shí sìshí, sìshísì zhi bùshízǐ zhi shíshīzǐ shì sǐ de.
 Yang saya bingungkan, itu gimana bacanya? Oya, ada juga gambar ini nih, masih dalam bahasa Mandarin kok...
Nah, gimana tuh bacanya? Ada yang bisa membacanya dengan cepat? :/
Yang saya gak ngerti juga bacanya gimana, ada tongue twister dalam bahasa Estonia
Ao äia õe uue oaõieaia õueaua ööau.
artinya sih, "The nightly honour of the watchdog (yard dog) of the dawn's father-in-law's sister's new bean blossom garden. (Very-very artificial and utilises a very wide selection of language registers, it's a tongue twister even for natives!)" bingung nerjemahin ke bahasa Indonesianya, yah pokoknya gitu lah......  Tapi, ITU HURUF VOKAL + VOKAL BERALIS SEMUA GIMANA BACANYA????

Contohnya lagi nih, bahasa Prancis:

Un chasseur sachant chasser sait chasser sans son chien.
 Bacanya, menurut saya dan kalo gak salah, "ang syaseu sasyong syaseu se syaseu song song syiang" artinya kurang lebih begini "seorang pemberu yang tahu cara memburu tahu cara memburu tanpa anjingnya"
Kalo yang menurut saya susah, ini nih, bahasa Jerman!:
Zwei Schwalben zwitschern zwischen zwei Zwetschge Zweigen. Zwischen zwei Zwetschge Zweigen zwitschern zwei Schwalben.
 atau ini, bahasa Hungaria:
Te tetted e tettetett tettet? Tettetett tettek tettese, te!
atau ini, bahasa Islandia, yang entah bacanya gimana:
Ái á Á, á á í á.
 Nah, pokoknya, yang penasaran sama Tongue Twister silakan buka ini, ini, dan ini. Disitu sumber-sumber saya kok...

Nah, ada yang bisa bikin tongue twister dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya? :D