Wednesday, January 15, 2014

Sejak Kapan Pria Harus Berambut Pendek?

Haloo~

Udah pada tahu kan gaya rambut pria kebanyakan? Pendek. Rapi. Ya model standarnya seperti itulah. Bahkan kalau rambut saya sedikit gondrong, orangtua sudah ngomel-ngomel saya kayak gembel, rambutnya begitu.

Tapi beneran, sejak kapan pria harus berambut pendek?

Mari kita naik mesin waktu ke masa lalu. Kenal pria di gambar berikut:
 Itu adalah Gajah Mada (credit to Wikipedia). Setidaknya, penggambarannya. Apa yang mencolok dari gambar itu? Bukan, bukan busana atasan Gajah Mada yang tembus pandang (alias tidak berbusana), coba perhatikan rambutnya. Panjang terurai indah, bak model iklan shampo. Beliau pria loh. Buktinya, bertelanjang dada di muka umum tidak menyebabkan masalah besar.
Perhatikan juga gambar berikut:
Itu Yesus Kristus, setidaknya, penggambarannya. Apa kesamaan yang dimiliki Yesus dan Gajah Mada? Betul, sama-sama digambarkan berambut panjang. Mereka berdua pria, kan?!
Lihat juga gambar berikut:
Itu adalah Isaac Newton, setidaknya, penggambarannya (credit to Wikipedia). Apa lagi yang sama dengan Yesus dan Gajah Mada? Yap, rambutnya yang panjang, setidaknya hingga bahu! Kebetulan? Lihat lagi gambar-gambar di bawah deh

Bangsawan Eropa di zaman yang lalu, bahkan memakai wig agar rambut mereka panjang.
Seorang Arab badui di Jordania, terlihat memiliki rambut yang panjang. (credit to Wikipedia)

Pria-pria dari suku asli Amerika. Berambut panjang.
Terkadang pendekar kungfu digambarkan memiliki rambut panjang.
Penggambaran Arjuna dan Krisna, memiliki rambut yang panjang juga.

Bagaimana dengan Rasulullah? Menurut Wikipedia, berdasarkan hadis Sahih Muslim (buku 30 nomor 5773), Rasulullah memiliki rambut yang panjangnya hingga bahu. Karena kita tidak boleh menggambarkan Rasul, yah cukuplah hadis sebagai bahan rujukan...

Secara kasar, bisa dibilang di seluruh penjuru dunia pria berambut panjang populer. Mulai dari Eropa, Amerika, hingga Indonesia, Timur Tengah, dan India. Apa yang sama? Kebanyakan, pria yang digambarkan memiliki rambut panjang ini adalah pejuang, pendekar, atau orang yang kedudukannya tinggi (bahkan Tuhan [Yesus bagi umat Nasrani] dan Dewa [Krisna bagi umat Hindu]). Konon, memang sebelum perang dunia pertama, rambut panjang sangat populer bagi pria karena menunjukkan kejantanan dan kedudukan sosial yang tinggi.
Semuanya berubah ketika negara api menyerang (baca: perang dunia dimulai)
Setelah perang dunia, rambut pria dipangkas menjadi pendek untuk memperhatikan kedislipinan. Ya, orang Eropa lah yang mengubah mindset masyarakat dunia, merekalah yang 'menyatakan' bahwa rambut panjang bagi pria terkesan jelek, tidak rapi, dan berandalan. Awalnya, mereka mewajibkan polisi, tentara, dan pihak militer untuk memotong rambutnya menjadi pendek (barangkali biar pas perang gak riweuh sama rambut, ya), namun lama-kelamaan image di masyarakat pun berkembang, bahwa pria berambut pendek lebih rapi, sopan, dan enak dilihat. Mungkin juga kan, zaman dahulu belum ada pemangkas rambut alias barber shop, jadinya rambut pada panjang =)
Bagaimana dengan dunia Muslim? Jika Rasul dikisahkan berambut panjang, bukankah kita seharusnya mengikuti Rasul? Nah, bagi kita, dikisahkan bahwa mengubah rambut menjadi pendek adalah untuk membedakan antara pria dan wanita. Tapi, bukankah wanita dalam Islam diharuskan berhijab dan tidak boleh memperlihatkan rambutnya? Iya, tapi apa mungkin di dunia yang heterogen ini semua wanita berjilbab? Tidak, kebanyakan wanita ngikut gaya zaman dahulu. Berambut panjang. Dan banyak yang tidak berjilbab. Maka dari itu pria Muslim lebih baik jika rambutnya mengikuti gaya Eropa.

Well, sekarang pun rupanya banyak pria berambut panjang. Tapi ya, pria berambut panjang lebih diakui pada zaman dahulu. Kalau jadi pria yang berambut panjang di masa kini, gak boleh marah deh pokoknya kalau disangka wanita, karena sekarang, wanitalah yang berambut panjang. Bukan pria.

Jadi? Penyebab perubahan gaya rambut pada pria adalah PERANG. Makanya, say no to war. Salam damai, sekian! Semoga bermanfaat~

3 comments:

  1. semua itu tergantung mindset atau pola pikir masyarakat
    kalau kita merasa tidak nyaman dengan rambut pendek
    ya sudah, jangan dipaksakan bg. orang yang terbuka pikirannya alias openmind pasti mengerti, sayangnya tentu orang yang seperti itu sangat terbatas jumlahnya
    kalau kita bisa merapikannya, kenapa tidak!?
    itulah susahnya masyarakat kita ini, kurang terbuka pikirannya
    selalu tertutup alias closemind. Namun, aku tetap memilih rambut gondrong

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan juga sebenarnya bagiku
      baik gondrong ataupun pendek, sama rapinya
      hanya saja mindset kita ini dibentuk bahwa lelaki yang rapi adalah pendek
      jadilah istilah, rambut pendek disebut rapi
      rambut gondrong disebut berantakan

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete