Wednesday, November 13, 2013

Mempertanyakan Eksistensi

Apakah yang dimaksud dengan "ada"?

Bahasan kali ini akan sedikit berat nih...

"Jika sebatang pohon jatuh di tengah hutan, dan di sekitarnya tidak ada siapapun untuk mendengar suara jatuhnya, apa pohon itu masih bersuara ketika jatuh?"
Bisa menjawab pertanyaan di atas?

Oke, kenapa sih bahas yang beginian? Well, saya sering berpikir seperti ini, jangan-jangan di dunia ini saya hanya hidup seorang diri, sementara orang lain, kejadian yang ada, dan semuanya hanyalah bayangan yang saya ciptakan karena saya kesepian. Apa Anda pernah berpikiran sama? Mempertanyakan keberadaan itu rumit. Ya, anggap saja senam otak.

Karena saat ini saya mengetik di kamar kosan, apa sebenarnya dunia luar itu tidak ada? Ketika saya berada di Yogyakarta, apa sebenarnya sebuah negara bernama Amerika itu tidak pernah ada? Jika saya sedang di Amerika, apa Yogyakarta tetap ada?
Manusia hanya bisa melihat dan merasakan segala sesuatu melalui sudut pandangnya. Ia tidak akan bisa tahu, apa orang yang sedang ia ajak bicara nyata atau tidak. Ia tidak akan pernah tahu, apa hal yang dilihat, didengar, diendus, dan disentuhnya sama dengan yang orang lain rasakan atau tidak. Jadi, apa orang lain itu benar-benar ada, atau hanya imajinasi kita saja?

Kita terbiasa mendeskripsikan sesuatu yang ada itu sebagai sesuatu yang dapat dilihat, didengar, diendus, disentuh, dan dirasakan. Sementara itu, apa laptop yang sedang saya pijit-pijit papan tombolnya ini benar-benar ada karena saya bisa melihat dan menyentuhnya, atau saya bersugesti menyentuh dan melihat sesuatu sehingga saya mengatakan bahwa laptop ini ada?

Bagaimana dengan warna? Dalam ilmu fisika, warna dihasilkan dari panjang gelombang yang berbeda saat cahaya memantul pada benda tertentu, dan ditangkap oleh tiga jenis reseptor warna di mata kita, yang masing-masing sensitif pada panjang gelombang tertentu. Lalu, jika benar warna dihasilkan oleh panjang gelombang, maka dalam wujud aslinya, warna itu seperti apa?
Jika disebutkan "imajinasi manusia itu terbatas karena tidak dapat membayangkan warna baru.", apa dia tidak tahu bahwa kupu-kupu memiliki empat jenis reseptor warna di matanya, yang memungkinkannya menangkap warna hingga seratus kali lebih banyak daripada manusia? Bagaimana dengan udang mantis yang memiliki enam belas jenis reseptor warna di matanya? Berapa milyar, trilyun, atau biliun warna yang bisa ia bedakan? Apa ini berarti bahwa warna hanya itu-itu saja? Atau karena mata manusia kurang mampu menangkap warna lain? Atau karena kita hidup sendiri dan mengada-ngada tentang warna?

Tahukah Anda, peniruan suara binatang/onomatopoeia di setiap bahasa berbeda-beda, padahal binatang tersebut bersuara sama? Apa ini disebabkan telinga setiap bangsa berbeda-beda? Atau jangan-jangan hewan itu tidak ada, dan setiap bahasa menciptakan penyuaraan binatang agar dianggap ada?

Apa sih inti dari postingan ini? Mempertanyakan eksistensi. Makanya isinya pertanyaan semua.
Selamat merenung! Apa dirimu ada? Apa dunia ini ada? Jika dirimu seorang diri, mengapa dirimu ada? Untuk apa?

Monday, November 11, 2013

Mengapa Orang Barat Egois secara Bahasa?

Haloo!

Sekarang mau bahas sesuatu, kenapa sih orang barat egois secara bahasa?

Bagi yang belum tahu, di Eropa khususnya, orang-orang pada egois sama bahasa sendiri. Pokoknya, kalau dirimu ke Prancis berbekal bahasa Inggris, siap-siap lost in translation aja deh. Kalau mau ke Eropa, belajar dulu bahasanya meskipun sedikit.

Mungkin kita berpikir, mereka itu egois banget ya, gak mau belajar bahasa Inggris, gak mau pake bahasa Inggris. Apa orang Eropa bodoh dan pemalas? Mungkin itu bagi orang Indoonesia, alasan sebenarnya, sangat kultural.

Jadi begini, kenapa di negara barat harus pake bahasanya sendiri? Anggaplah dirimu sedang berada di PRANCIS. di PRANCIS, ya. Kamu ingin mengunjungi menara Eiffel, Arc du Triumphe, Musee du Louvre, dsb. Kamu kemudian nanya jalan pake bahasa INGGRIS, "Excuse me, would you like to show me the way to the Eiffel tower, please?" Nah, yang bicara pake bahasa PRANCIS ngomongnya, "Pardon, je ne comprends pas. Parlez-vous le francais?" Nah karena kamu gak ngerti, akhirnya kamu cuma nunduk-nunduk bilang "Thank you" sambil mlipir pergi.
Sebenarnya apakah LOGIS, jika orang PRANCIS, menginginkan bahwa ia berbicara bahasa PRANCIS, di negerinya sendiri PRANCIS? Apa mereka salah? Nggak kan?
Sebaliknya, apa Anda merasa bahwa Anda berada di PRANCIS, ketika tidak ada seorangpun yang mengajak Anda berbicara bahasa PRANCIS? Apa Anda akan berpikir, "Jadi sebenernya gue ini di Prancis apa di Inggris?" karena Anda berbicara bahasa INGGRIS?
Itulah sudut pandang orang barat. Bagi mereka, bahasa menunjukkan bangsa, dan di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. kalau kamu di Prancis, ya cocoknya ngobrol pake bahasa Prancis, meskipun seadanya. Kalau kamu di Jerman, ya secara logis kamu harusnya berbicara bahasa Jerman, bukan bahasa Inggris, meskipun bahasa Jermanmu belepotan!
Orang-orang Jepang pun begitu, waktu di sana saya sedikit sekali bicara bahasa Inggris. Meskipun bahasa Jepang saya cuma segitu-segitunya, ya saya paksain ngomong Jepang, karena saya di Jepang, bukan di Inggris. Teman-teman saya yang orang Jepang pun, ada beberapa yang bisa dan belajar bahasa Indonesia karena mereka pernah mengunjungi Indonesia dan/atau mau mengunjungi Indonesia.

Selain itu, menurut mereka, jika kita di suatu negara yang tidak berbahasa Inggris dan malah disapa atau diajak ngobrol menggunakan bahasa Inggris, itu artinya kita tidak diterima di negara itu. Jika Anda berada di Denmark, dan diajak berbicara bahasa Inggris, artinya orang Denmark NGGAK MAU ada dirimu di situ. Jadi, belajar bahasa Denmark dulu kalau mau ke Denmark.

Ini masalah buat orang Indonesia. Kita suka sok-sokan nyapa bule pake bahasa Inggris. Padahal menurut mereka, itu berarti bahwa: 1) Mereka tidak diterima di masyarakat Indonesia, 2) Orang Indonesia tidak bangga akan bahasanya. Padahal menurut orang Indonesia, hal itu: 1) Ramah, karena menyapa dengan "bahasa ibu" si bule, 2) melatih kemampuan bahasa Inggris. Padahal mah, gak semua bule bisa dan ngomong bahasa Inggris kali. Apa karena mukamu mirip orang Thailand kamu mau disapa "Sawatdee khrab!" oleh orang bule? Nah jadi, bagi mereka, menyapa dengan bahasa Inggris itu DISKRIMINASI RASIAL.

Jadi pokoknya, saran saya, mulai dari sekarang, jangan deh sok-sokan nyapa bule dengan bahasa Inggris. Takut aja, bule itu memegang paham tersebut, salah-salah kamu digampar bule :p
Sapalah dengan bahasa Indonesia yang jelas dan perlahan. Agar dia mengerti. Keramahan kita masih terasa, dan mereka merasa "welcome" di negeri kita, selain itu, kita bangga akan bahasa sendiri dan turut melestarikan bahasa Indonesia. Oke?

Mau ke Finlandia? Belajar bahasa Finlandia sana. Oiya, omong-omong soal bahasa Finlandia, cek ke sini gih :p http://linustechtips.com/main/topic/72936-english-swedish-german-and-finnish-decline-dog/

Sunday, November 10, 2013

Hobi Baru - Kirim-mengirim Kartu Pos!

Halooo~


Layanan pos? Ah, itu mah lama, kuno, usang, masih ada pula! Udah ada e-mail kenapa masih pake kartu pos sih?

Ehehe, beberapa bulan lalu aku secara tidak sengaja menemukan koleksi prangko milik kakekku. Dasar ya, aku suka banget sama kehidupan di luar sana, aku tertarik. Habisnya, banyak banget nama negara di sana, mulai dari yang deket-deket kayak Malaysia, Brunei Darusalam, dan Jepang, lalu negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Rusia, hingga negara terkenal yang cukup "asing" seperti Israel.
Nah, ngiler lah seorang Syauqi Ahmad. Dia pengen koleksi prangko juga. Tanpa sengaja, aku menemukan situs postcrossing, yakni sebuah situs dimana kita bisa mendapatkan alamat orang-orang yang bersedia menerima dan mengirim kartu pos. Sistemnya, kirim satu terima satu. Dan pada setiap kartu pos harus dicantumkan nomor unik yang bisa didaftarkan ketika sampai ke rumah si pengirim, lalu kita akan mendapatkan kartu pos dari pengguna random.
Yang asyik lagi, kita gak akan pernah tahu, ke mana kita akan mengirim dan dari siapa kartu pos yang kita terima. Jadi, kita gak akan pernah tahu akan dapat kartu pos dari mana dan kapan, biar semacam surprise gitu loh.
Lama? Ya iyalah! Minimal dua minggu, baru lah nyampe. Tapi, di sinilah serunya. Kita akan melupakan kalau kita pernah mengirim sebuah kartu pos, dan tiba-tiba, pada suat hari, out of nowhere, datanglah sebuah kartu pos dari negara random yang ditujukan untuk kita. Sepengalaman saya, menerima kartu pos benar-benar bikin senang! Semacam moodbuster gitu, yang bete langsung jadi ceria deh!
Mahal? Buat saya sebagai anak kosan pas-pasan, lumayan. Satu kartu pos harganya sekitar 3.000, dan harga prangko rata-rata 7.500. Jadi, kurang lebih membutuhkan Rp10.000 untuk mengirim kartu pos.
Tapi ya, sepuluh ribu rupiah, usaha sedikit ke kantor pos, dan menunggu selama beberapa minggu, akan terbayarkan ketika kamu menerima sebuah kartu pos. Misalkan, dari negarayang paling kamu suka.
Oiya, alamat kamu hanyalah hak untuk mereka yang akan mengirim kepadamu. Jadi, random viewer gak mungkin bisa lihat alamatmu, insya Allah aman deh!

Selain postcrossing, saya juga pake "koresponda servo". Yakni serupa dengan postcrossing, bedanya, dia lebih simpel, sistemnya lebih sederhana, dan hanya untuk pengguna/pelajar bahasa Esperanto. Gak ada kode unik, boleh ngirim dan balas kapan pun, biasanya ngasih tahu dengan email dulu, dll. Cuma, kebaikan hati para Esperantis menjamin bahwa ini juga aman.

Mungkin ada yang belum tahu kartu pos? Silakan jalan-jalan ke kantor pos pusat Bandung di jalan Asia Afrika, di depannya ada lapak-lapak penjual kartu pos. Tanyakan, berapa harganya :p
Sayangnya, kartu pos Indonesia gak begitu beragam seperti kartu pos luar negeri. Gambarnya biasanya berisi pemandangan alam Indonesia saja. Tapi, bisa kok ngeprint sendiri juga, gambar sendiri juga boleh.
Prangko Indonesia juga gak begitu bagus kalau kita males nyari yang bagus. Biasanya sih aku beli di kantor pos di BIP, cuma sejak seminggu yang lalu kantor pos di situ tiba-tiba hilang, dan aku harus ke bursa filateli di kantor pos besar Bandung. Bagaimanapun, pengiriman kartu pos mencirikan negeri kita kan, agaknya akan lebih baik kalau kita mengirim dengan prangko yang bagus, jangan prangko hemat energi, gemarikan, atau ucapan selamat hari raya, terlalu mainstream!

Tertarik mau ikutan? Silakan cek situs postcrossing: www.postcrossing.com
Atau bisa juga gabung dengan komunitas postcrossing Indonesia/KPI di facebook https://www.facebook.com/groups/PostcrossingID/
Pengen lihat prangko Indonesia yang bagus? Cek www.e-fila.com
Di mana beli kartu pos? Ada kok di folder grup KPI Facebook...

Kalau mau ikutan, gak apa-apa kok! We welcome you!

HAPPY POSTCROSSING ^_^

Tuesday, November 5, 2013

Kongres Esperanto Jepang - Terlalu Indah untuk Dilupakan

Hosh, lama banget daku tidak ngeblog (^_^;)

Karena kemarin (bukan kemarin juga sih, tanggal 20 Oktober tepatnya) baru pulang dari Jepang, mau berbagi pengalaman. Ini sih mau cerita soal kongresnya aja =)


Pertama-tama, puji syukur kehadirat Allah yang karena rahmat-Nya melalui kebaikan hati seorang Nyonya Mitsukawa Sumiko saya bisa pergi ke Jepang.
Berangkat tanggal 10 Oktober, pukul 22.00. Sebenernya waktu itu agak takut, karena aku orangnya gampang ngalenyab (entah apa bahasa Indonesianya. Pokoknya kalo menuruni turunan di roller coaster, terasa perasaan geli dan aneh di dada, itu ngalenyab), yang bahkan naik mobil aja sering ngalenyab, saya mikir, "Halah, malu amat kalo di pesawat ngalenyab terus." Syukurlah tidak, hanya terasa sedikit waktu roda pesawat meninggalkan tanah.
Di pesawat saya hanya tidur sekitar dua atau tiga jam. Sayangnya, karena malam hari saya gak bisa lihat apa-apa di bawah. Paginya, sekitar jam 6 waktu setempat (jam 4 atau 5 waktu Jakarta) hari sudah mulai terang dan saya disuguhi pemandangan birunya langit dan birunya laut, karena duduk dekat jendela. I love it!
Jumat, 11 Oktober pukul 9 waktu Tokyo saya sampai di Narita. Alhamdulillah, semua proses keimigrasian berlangsung lancar tanpa kendala. Saya waktu itu bersama dua orang Indonesia lainnya, Iyan dan Ilia, dan bertemu orang Belanda, Hans, di Narita. Sebelumnya, narahubung kami Ibu Tahira bilang pada kami bahwa gak ada yang bisa jemput. Ternyata, ada Pak Kai Koichi yang berbaik hati menunggu dan mengantarkan kami ke hotel.

Hari itu kami gak kemana-mana, istirahat di hotel yang nyaman itu. Resepsionisnya gak bisa bahasa Inggris, jadi ya aku gunakan bahasa Jepang seadanya. Untungnya Pak Kai menolong kami. Bahkan dia traktir makan siang kami di restoran fast food sekitar.
Agak susah cari makanan yang 100% halal di Jepang. Makanan India dan vegetarian menjadi pilihan yang bagus. Atau ikan-ikanan sejenis sushi juga. Kalaupun ada kandungan alkoholnya, toh diriku tidak tahu...

Hari pertama kongres, 12 Oktober. Pukul 8 saya sarapan di restoran kecil sebelah hotel. Saya dipesankan sarapan khas Jepang. Nasi, ikan, nato, sup miso, sayuran, dan telur. Sebenarnya pembukaan kongres baru dimulai pukul dua siang, namun program pemuda sudah dimulai dari jam 9. Pertama, kita membahas sola seminar umum/komuna seminario, dibawah bimbingan Mamiya Midori. Lalu, ada Ugo Jose Lachapelle, seorang Kanada yang lama tinggal di Jepang, berbicara mengenai pengalamannya di Jepang dan dengan Esperanto. Lalu ada Leo Sakaguchi, blasteran Jerman-Jepang yang merupakan penutur Esperanto sejak lahir yang membimbing bagaimana mengorganisir acara Esperanto.
 Suasana acara pemuda sebelum pembukaan

Setelah itu, acara pembukaan. Acara formal pertama dalam kongres ini. Isinya, sama seperti di Indonesia, sambutan-sambutan. Mulai dari para orang-orang yang diundang hingga dari gubernur Tokyo. Yang lucu, Pak Camat Edogawa menyapa kami dengan bahasa Esperanto, "Karaj kongresanoj, bonan tagon!" (Para peserta kongres, selamat siang!" Awalnya kami berpikir bahwa beliau benar-benar bisa bahasa Esperanto, eh selanjutnya dia bicara bahasa Jepang =) Setelah pembukaan, ada acara foto bersama. Setelah itu kami mengunjungi menara di tempat kongres, melihat pemandangan Tokyo dari arah Edogawa. Lalu, ada acara makan bersama/banquet. Saya ikut makan bersama dengan pemuda, di sebuah restoran India, yang gak pake daging maupun alkohol. Yah, seenggaknya itu nggak haram deh. Makanannya enak, dengan empat atau lima jenis kari, beberapa jenis roti, dan teh-susu-jahe, cocok buat saya. Malamnya ada 'kursus' dansa bersama JoMo, penyanyi Esperanto yang cukup tenar di dunia Esperanto. Kami berdansa mulai dari free-style, salsa, tankoubushi, occitane, hingga...........la bamba! Gosh, aku bener-bener menikmati malam minggu bersama kawan-kawan baru, dansa sama cewek-cewek baik muda maupun tua (!), dan have fun, yang pastinya!
Sesi dansa bebas, semuanya mirip orang gila (termasuk saya) ^_^
 
Hari kedua dimulai pukul sembilan pagi, dimulai dengan presentasi oleh peserta satu-satunya dari Vietnam, Nguyen Thi Nep, yang biasa dipanggil Nepo, yang mempresentasikan Banh Chung, makanan khas Vietnam. Cuma aku gak bisa makan, karena mengandung babi. Yang kedua presentasi dari peserta dari Nepal, Navaraj Budha, mengenai negeri Nepal. Lalu Iyan Septiyana dari Indonesia, presentasi mengenai pentingnya pemuda dalam kegiatan Esperanto, dan terakhir Suno dari Korea, presentasi mengenai workcamp dan Esperanto. Siangnya ada acara "Nikmatilah budaya Jepang". Mulai dari upacara minum teh, membuat kaligrafi/origami/bermain mainan tradisional, hingga bernyanyi dan menari (lagi). Bener-bener budaya Jepang deh pokoknya! 
Pembimbing membuat kaligrafi, Ibu Yumiko Fujii, menerangkan cara membuat kaligrafi Jepang yang rumit, namun asyik
 
Malamnya ada acara konser publik. Mulai dari lagu-lagu Jepang, lagu-lagu Jepang yang di-Esperanto-kan, lagu-lagu Esperanto yang di-Jepang-kan, hingga lagu-lagu Esperanto ada. Di akhir acara, JoMo bernyanyi, dan tahu apa, kami berdansa (lagi!) bersama JoMo di panggung (yang merupakan panggung orang gila untuk saat itu ^_^)
Kami berdansa dengan JoMo di atas panggung (Foto oleh ibu Mitsukawa Sumiko)
 
Hari ketiga pun dimulai pukul sembilan waktu Tokyo. Diawali dengan presentasi pergerakan Esperanto di Vietnam oleh Nepo, presentasi mengenai konferensi Asia-Afrika oleh Iyan, kuis budaya Korea oleh Suno, dan kuis fakta Kanada oleh Joel dan Zhenya Amis. Diikuti oleh bermain bersama. Yang pertama adalah tari bambu Vietnam yang dibimbing oleh Nepo, mirip dengan tari gaba-gaba/tari saureka-reka dari Indonesia. Lalu teman-teman dari Korea membuat kaligrafi hangul di kartu pos, dan/atau melukis wajah kita. Lalu Iyan (dan secara tidak resmi saya bantu sedikit juga) mempresentasikan gatrik dan kerupuk dari Indonesia. Dan rupanya, banyak yang suka kerupuk! Sorenya, saya cukup lelah, mungkin karena tari bambu yang harus loncat-loncat dan permainan gatrik, jadi saya istirahat di hotel sebelum malam persahabatan. ya, itu acara malam hari terakhir, malam persahabatan! Ketika beberapa teman dari Jepang, Korea, Cina, dan juga Indonesia memberikan penampilannya masing-masing. Dimulai dari band, musik perkusi Korea, tari kipas Tiongkok, hingga tari Jaipongan oleh Ilia dari Indonesia! Dan akhirnya, JoMo kembali menyanyi dan kami (Anda betul) menari lagi! Pokoknya, tiap malam badan selalu gerak deh, olahraga! =)
Pokoknya tiap malam joget! (Foto oleh Belmonto)
 
Sayangnya hari terakhir harus datang. Paginya saya ikut lomba pidato. Ada beberapa peserta lain di sana. Mulai dari Hong Kong, Korea, Jepang, dan Indonesia. Bill Mak dari Hong Kong meraih juara pertama, Suno dari Korea meraih juara kedua, sementara juara ketiga jatuh kepada................saya dan Midori dari Jepang! Ya, ada dua juara ketiga. Namun, karena hal ini tidak diduga, saya menerima piagam yang asli, sementara Midori menerima "kupon" piagam untuk nanti ditukar dengan piagam asli lainnya ^_^
Pakaiannya mirip (berkacamata, kemeja kotak-kotak, celana jeans), sama-sama tertawa, sama-sama menang juara ketiga, perbedaannya: piagam! =) (Foto oleh Nguyen Thi Nep)
Pada saat penutupan, para pemenang dipanggil, tidak untuk maju ke panggung, tapi cukup untuk berdiri dan menunduk pada peserta kongres. Penutupan...acara paling sedih, mengapa semua ini harus berakhir? Namun saya teringat perkataan ibu Franciska Toubale dari Australia, "Event Esperanto harus berlangsung paling lama 10 hari, biar kita saling kangen. Kalau lebih dari 10 hari, yang ada malah bosen." Dan memang, saya merindukan kawan-kawan baru saya yang super baik hati dan ramah.
Hari itu hujan, mungkin cuaca Tokyo pun sedih karena kongres ini berakhir. Pada hari itu pula, kami jalan-jalan ke Tokyo SkyTree. Sayang sekali karena hujan dan mendung, aku gak begitu menikmati pemandangan dari 350 meter di atas permukaan tanah. Cuma pemandangan awan, dan jalan yang samar-samar cukup memuaskan kok. Juga ditraktir cheese cake dan ice latte oleh bapak Manabe Hirochika, Esperantis Jepang yang lebih lancar berbicara bahasa Indonesia daripada bahasa Esperanto, bikin aku menikmati Tokyo SkyTree.
Bersama Iyan dan pak Manabe di SkyTree cafe (Foto oleh Iyan Septiyana)
 
Selepas dari Tokyo SkyTree, aku, Iyan, pak Inumaru, pak Hamzeh dari Iran, dan ibu Tahira makan sushi bersama. I love it! Potongan ikan kecil dengan nasi plus wasabi dengan ukuran sekali suap, aku habis berapa banyak, entahlah. Untungnya, waktu  itu dibayarin. Cuma menurutku, harga sushi di Jepang lebih murah daripada di Indonesia. Di Jepang, satu piring seharga +/- 150 yen atau sekitar 18.000 rupiah berisi enam sushi roll. Di Indonesia, itu harganya bisa 30.000 rupiah. Sementara sushi yang gak pake nori/ditamplokkin di atas nasinya yang di Indonesia bisa mencapai 70.000 untuk dua potong, di Jepang harganya sekitar 450 yen atau sekitar 50.000.
Selepas makan sushi di Tokyo Solamachi, saya pergi ke hotel baru. Aku juga tinggal di sana beberapa hari. Mungkin cerita mengenai pengalaman di Jepang selepas kongres akan diterbitkan lain kali, kalau lagi mood.
Pokoknya, dank' al Dio, dank' al Esperanto, dank' al la subteno de S-ino Micukaŭa Sumiko mi povis iri al Japanio, sperti eksterlandon, ĝui kongreson kaj la programerojn, kaj renkonti agrablegan amikaron. Udah, pokoknya setuju aja dah!
Foto favorit saya. Saya (baju garis-garis), JoMo (berdasi), sejumlah anak muda yang ramahnya selangit, dan dua orang tua yang baik hati, ibu Tahira Masako (kanan) dan Kitagawa Ikuko (kiri).
 
PER ESPERANTO, POR MONDPACO KAJ AMIKECO, ĜIS REVIDO!
dengan Esperanto, untuk perdamaian dunia dan persahabatan, sampai jumpa! 

Monday, July 8, 2013

Ngapain Sedekah?

Haloooooo~ Sampurasuuuuun~

Judulnya sepertinya agak provokatif ya?
Yah memang itu yang ingin saya bahas. Ngapain sedekah? Cuma menghabiskan uang, toh? Mending uangnya kita habiskan untuk diri kita sendiri, belanja, makan, dan lain-lain, kan?

Yang (masih) berpikiran seperti diatas maka saya masukkan Anda dalam golongan (maaf) egois dan pelit.
Mohon maaf ya, tapi memang itulah kenyataannya. Berderma, seberapapun kecilnya, menunjukkan bahwa Anda berempati pada masyarakat dan Anda tidak cinta duniawi.

Perlu Anda ketahui, Bill Gates pernah menjadi orang terkaya di dunia. Namun akhir-akhir ini, peringkatnya turun menjadi orang terkaya ke-2 di dunia. Tahukan Anda mengapa? Oh bukan, bukan karena pendapatannya turun atau pengeluaran pribadinya naik. Ia justru mendermakan (banyak) uangnya pada yayasan-yayasan sosial untuk membantu masyarkat menengah ke bawah!
Perlu Anda ketahui juga, orang terkaya pertama di dunia saaat ini, Carlos Slim Helu, merupakan salah satu penderma terbanyak juga. Pokoknya, jajaran-jajaran orang terkaya di dunia diisi oleh mereka yang dermawan dan pekerja keras.
Bagi Muslim, teladan kita adalah Rasul dan para sahabatnya. Tahukah Anda sedekah Abu Bakar? Ia pernah menyedekahkan 100% (!) hartanya pada masyarakat. Jajaran sahabat Nabi pun semuanya orang yang dermawan dan terpuji. Apalagi Rasul, beliau sangat mementingkan umatnya.
Nah, dari orang-orang teladan kita di masa lalu hingga di masa kini, saya belajar.

Konon, mereka yang berderma, hartanya yang telah dilepaskan itu akan kembali lagi nanti, bersama teman-temannya :D Allah akan mengganti sedekah kita dengan harta yang berkali-kali lipat jumlahnya, barakah yang tak terhingga, sampai surga yang tak dapat terbeli begitu saja.
Belajar sedekah adalah sesuatu yang sulit. Anda bisa saja percaya bahwa derma Anda akan diganti, tapi Anda sulit mempraktekannya, yang artinya Anda belumsepenuhnya percaya dengan janji Tuhan. Padahal, janji-Nya adalah janji yang selalu ditepati, karena Ia tidak mungkin mengingkari janji.

Saya ada beberapa kisah pribadi mengenai keajaiban berderma. Sedekah secara terang-terangan itu boleh kok, asal niatnya untuk syiar, dan bukan untuk riya. Bismillah, saya berniat menceritakan pengalaman bersedekah saya agar dapat ditiru oleh kawan-kawan :)
>> Pernah waktu itu saya mengikuti sebuah Try Out berhadiah, yakni yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah dari penyelenggara Try Out tersebut. Sehari sebelum Try Out, saya masih di Bandung, padahal pelaksanaannya di Sukabumi. Maka saya pun berdoa agar TO esok hari dimudahkan, karena saya sungguh tidak mempelajari materi apapun. Singkat cerita, saya pulang sehari sebelum try out itu, dan kebetulan dapat banyak salam tempel. Di jalan saya berniat, saya akan berikan sejumlah uang untuk adik-adik saya (yang termasuk sedekah juga) ketika saya sampai nanti. Singkat cerita, saya berikan sejumlah uang itu pada adik-adik saya. Esoknya, saya mengikuti TO tersebut, dan (agar lebih singkat lagi), rupanya saya meraih peringkat pertama (padahal saya  tidak belajar apa-apa sama sekali). Pihak penyelenggara memanggil saya agar datang ke kantor mereka untuk pengambilan hadiah. Waktu itu, penyelenggaranya adalah sebuah perusahaan operator telefon, yang saya pikir,"Ah paling hadiahnya merchandise kecil", namun agar menghormati penyelenggara saya pun mendatangi kantor mereka. Betapa terkejutnya saya ketika mengetahui bahwa hadiah yang saya dapatkan adalah sejumlah uang, yang jumlahnya 10x lipat dari uang yang saya berikan pada adik-adik saya sebelum TO! Alhamdulillah!
>> Suatu waktu, saya pernah menabung, dan ketika saya mencapai jumlah tertentu, saya menyedekahkan semua tabungan saya. Waktu itu adalah detik-detik pengumuman SNMPTN, dan saya berdoa agar sedekah saya membawa kabar gembira. Namun yang mengganjal perasaan saya adalah beberapa urusan administrasi SMA saya ada yang belum selesai. Tadinya saya mau menggunakan uang tabungan saya untuk membantu menyelesikan urusan itu, namun saya percaya kekuatan dan keajaiban sedekah lebih pasti. Dan, Anda tahu, meskipun saya tidak mendapat kabar bahagia dari SNMPTN Undangan, namun saya mendapat ganti 10x uang yang saya dermakan untuk keperluan yang belum selesai tersebut! Subhanallah!
Mungkin bagi orang-orang yang tidak percaya pada kekuatan sedekah, itu hanyalah sebuah kebetulan dan kejadian biasa. Namun saya benar-benar yakin, Allah menolong saya, hamba-Nya yang telah meminjamkan hartanya pada-Nya, dan pertolongan-Nya datang dikarenakan sedekah saya tersebut.

Banyak juga kisah-kisah lain yang berkenaan dengan sedekah. Bahkan saya yakin, undangan saya mengunjungi negeri matahari terbit secara gratis pun dikarenakan beberapa sedekah brutal yang saya jalani!

Oiya, konon, sedekah tidak hanya membuat harta kita berlimpah. Ada beberapa lagi manfaat yang saya rasakan dari sedekah:
>> Hati merasa lebih plong, karena harta yang kita bawa tidaklah banyak
>> Rasa aman karena telah mengeluarkan harta kita yang milik orang lain, tanpa perlu diambil paksa oleh orang lain ataupun oleh-Nya (seperti dicopet, hilang, terbakar, dll)
>> Kesehatan lahir-batin dan kegembiraan ketika melihat petugas penerima sedekah tersenyum dan mendoakan kebaikan
>> Keimanan yang lebih tebal dan keyakinan pada-Nya bertambah

Ada yang mempermasalahkan, apakah sedekah yang tidak ikhlas dapat balasan? Well, setelah saya belajar dari buku-bukunya Pak Ippho Santosa, ia berkata bawha sedekah ataupun derma, ataupun apa namanya, tidak ikhlas sekalipun, akan dibalas. Buktinya, banyak pebisnis non-Muslim yang bersedekah hanya untuk mendapatkan nama atau mempromosikan barang, namun justru bisnis mereka lebih maju dan berkembang pesat karena derma tersebut. Perlu dicatat bahwa mereka adalah non-Muslim yang tidak percaya keajaiban sedekah yang difirmankan oleh Allah.
Lagipula, sedekah sangatlah membantu dalam mengatasi perbedaan mencolok antara si kaya dan si miskin. Dampak langsungnya adalah pada masyarakat sendiri. Dan konon, "menolong" adalah perbuatan yang paling indah di dunia setelah "mencintai" dan menolong adalah tanda cinta. Cinta sesama, cinta diri sendiri, cinta bangsa, cinta agama, cinta Tuhan, cinta Rasul, dan sebagainya.
Sedekah pun, mendekatkan kita pada Ilahi. Jika kita sering "pedekate" dengan gebetan dengan mentraktirnya makan, memberi hadiah, dan lain-lain, lalu hubungan Anda menjadi lebih dekat dengennya, dan setelah Anda berbahagia dengannya Anda bernostalgia mengenai pedekate waktu dulu, mengapa kita tidak mencoba pedekate dengan Tuhan dengan mentraktir makan orang-orang miskin dan memberi hadiah pada anak-anak yatim piatu, lalu, hubungan anda dengan-Nya lebih dekat dan Ia pun tak akan ragu meberikan  keridhaan-Nya pada Anda dan pada akhirnya, di kehidupan setelah ini, Anda bisa bernostalgia dengan Tuhan mengenai sedekah dan derma yang Anda keluarkan pada saat di dunia ini :D


Jadi, ngapain sedekah? Ya baca lagi artikelnya! Semoga bermanfaat :)

Saturday, July 6, 2013

Ikhlas: Perlu Latihan!

Haloooo~ Assalamualaikum~ Sampurasun~

Saya mau berbagi ilmu yang saya dapat dari buku-bukunya bapak Ippho "Right" Santosa, Negeri 5 Menara, dan beberapa referensi lain yang cukup banyak.

Bahasan kali ini adalah: ikhlas.
Oke, seperti biasa, (well, saya juga glossophile, pecinta bahasa), saya ulas dulu pengertiannya dari segi bahasa. Menurut KBBI, ikhlas adalah bersih hati atau tulus hati. Menurut bahasa Arab (saya dapat ini dari teman saya, harap dikoreksi jika salah), ikhlas berakar kata dari khalasa, yang artinya mengosongkan (kalau begitu, sedekah dengan ikhlas adalah mengosongkan dompet? :D ).
Dalam prakteknya, ikhlas dapat diartikan sebagai "melakukan/memberikan sesuatu dengan tulus hati tanpa adanya paksaan dan pengaruh dari hal/faktor lain". Oya, itu tafsiran saya pribadi. Yah, pokoknya saya yakin pembaca blog saya sudah mengerti betul apa itu ikhlas...
Yang menjadi masalah, beberapa orang masih menyalahgunakan arti ikhlas....
Contohnya saja dalam bersedekah. Ia berderma Rp 1.000 pada kotak amal, dan berdalih, "Biar jumlahnya kecil yang penting ikhlas." Justru bersedekah dalam jumlah sedikit menandakan bahwa ia tidak ikhlas. Jika kita meminta sesuatu dan diberinya sedikit, orang Sunda akan berkomentar "Ah méré téh siga nu teu ikhlas kitu!" (Ah, memberinya seperti yang tidak ikhlas saja). Nah, memberi sedikit justru telah diketahui kita sebagai bentuk ketidakikhlasan kita!
Dalam berderma, cobalah berlatih ikhlas. Biasanya Anda menyumbang, sebutlah Rp 5.000, sekali-kali, gandakan menjadi Rp 10.000, setelah itu, coba naikkan lagi, coba naikkan lagi, terus begitu. Mungkin pada awalnya Anda merasa tidak ikhlas dan sayang, mempertimbangkan sejuta kali apa Anda benar-benar harus menyedekahkan jumlah itu. Namun pada akhirnya, Anda akan terbiasa untuk ikhlas dan berderma degan brutal!
Timbullah pertanyaan, "Lah, kalau memberinya tidak ikhlas, bagaimana bisa berpahala?" Yah, daripada Anda memberinya segitu-segitu terus, mending dinaikkan dan pada akhirnya menjadi ikhlas kan?
Salah satu contoh lain adalah ketika salat. Hadits menyebutkan bahwa jika anak berusia 7 tahun tidak mau salat, orangtuanya wajib memberinya hukuman berupa pukulan (teguran). Pada awalnya, si anak pasti hanya salat  agar menghindari hukuman orangtuanya. Namun karena terbiasa, ia pasti lama-kelamaan menjadi salat karena Allah, bukan karena menghindari hukuman. Ia pun bisa salat dengan mandiri, meskipun orangtuanya tiada.
Itu ajaran Rasul, yakni membiasakan kita beribadah, atau mungkin tepatnya memaksa kita terbiasa ibadah. Kata guru saya sih, "Lebih baik dipaksa masuk surga, daripada dibiarkan masuk neraka!" Nah loh! Bener kan?
Ssssttt, percaya atau tidak, saya sudah sedikit-sedikit menerapkan ilmu diatas, dan keajaiban sedekah banyak datang pada saya karenanya! Insya Allah akan saya bahas nanti, mengenai keajaiban berderma ini.
Nah, bab diatas adalah "ajaran" dari bapak Ippho. Berikutnya, ada juga ajaran dari bang Ahmad Fuadi dari buku Negeri 5 Menara.
Di buku itu, disebutkan bahwa kata "ikhlas" sekalipun berdampak besar, meski sebenarnya tidak ikhlas. Ummm, sebenarnya saya membaca buku itu bertahun-tahun lalu, jadi mohon maaf jika ada yang salah. Seingat saya, si tokoh utama di buku itu, Alif, tengah mendapatkan hukuman karena melakukan pelanggaran. Yah, dihukum, siapa sih yang gak sebel? Namun, saat ditanya oleh "dewan kedisiplinan", "Apa Anda ikhlas menerima hukuman ini?" Yah mau tidak mau dia menjawab, "Insya Allah saya ikhlas" meskipun pada kenyataannya tidak ikhlas sama sekali, yang ada dongkol! Namun, saat menjalani hukuman tersebut, ia merasa lebih bersemangat menjalaninya agar hukumannya cepat selesai, ia pun tidak menganggap bahwa itu adalah sebuah hukuman.
Jadi sebenarnya, dalam kata "ikhlas" sendiri, ada sebuah kekuatan yang menyugestikan kita agar berbuat sesuatu dengan tulus. Mungkin, hanya dengan mengucapkan "saya ikhlas" (pada kenyataannya tidak), jiwa kita merasa bahwa kita HARUS benar-benar ikhlas. Dan pada akhirnya, kita pun ikhlas.
Mungkin, jikaAnda akan berderma dalam jumlah besar, katakan saja "Bismillah, saya ikhlas", dan siapa tahu Anda benar-benar ikhlas!
Namun, seperti yang saya katakan, ikhlas itu butuh latihan yang lama, dan panjang prosesnya. Memang, tidak ada hal indah dan baik di dunia ini yang bisa didapat dengan cara instan layaknya mennyeduh kopi atau teh. Tak ada pula perkara rumit yang menyelesaikannya seperti membalikkan telapak tangan. Namun, percayalah, buah dari setiap perjuangan itu sangat manis.
Selain itu, ikhlas itu sangat diperlukan dalam SEMUA aspek kehidupan. Silakan tanya pada Anda sendiri: sudahkah Anda ikhlas pada semua yang telah terjadi?
Saya bukanlah ulama, apalagi seseorang yang ikhlas dalam segala hal. Namun saya ingin sama seperti manusia maju lainnya, terus belajar. Bukan hanya belajar ilmu-ilmu pasti di sekolah  dan universitas, bukan hanya belajar ilmu-ilmu soft skill untuk berosialisasi dan bermasyarakat, namun saya juga ingin mempelajari ilmu-ilmu untuk menguasai diri saya. Syahdan, semua hal dalam hidup akan lebih baik, jika kita telah menguasai diri. Amabakdu, kita akan menjalani  hidup yang tenang :)

Sekian dari saya, terimakasih ^_^

Thursday, July 4, 2013

Grafologi: "Ngepoin" Seseorang dari Tulisannya

Haloooooo~

Maaf ya sudah lama tidak memperbaharui blog saya T_T

Sekarang saya mau bahas mengenai hal yang sedang saya pelajari: Grafologi.
Dilihat dari katanya, Grafo=Tulisan, dan Logi=Ilmu. Jadi, secara etimologis, grafologi berarti ilmu mengenai tulisan. Namun, dalam penerapannya, grafologi adalah ilmu membaca karakter dan sifat seseorang dari tulisan yang ia tulis dari tangannya sendiri.
Berdasarkan ilmu psikologi, konon tulisan kita merupakan cerminan dari sifat kita yang merupakan hasil dari perbuatan dan perilaku kita sehari-hari. Selain itu, tulisan tangan juga merupakan hasil komando dari otak, yang mencerminkan sifat-sifat si penulis. Tertarik?
Dengan grafologi, Anda bisa saja mengetahui sifat seseorang dari tulisannya. Gebetan, orang tua, keluarga, teman, bahkan bos, bisa Anda ketahui sifat-sifatnya :) Selain orang lain, Anda juga bisa mengenal diri sendiri lebih baik, dan berintrospeksi diri.
Yah, memang di Indonesia, ilmu ini serasa kurang tenar. Namun, mungkin saja kan akan sangat berguna bagi kita? Lagipula, semua ilmu pasti ada gunanya kok ;)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melihat tulisan seseorang. Antara lain posisi, ukuran, kemiringan, arah, lebar, tekanan, ketebalan, jarak, tepi, kecepatan, lengkungan, sambungan, kemudahterbacaan, permulaan, akhiran, bahkan penilaian per huruf, mulai dari huruf kapital, huruf-huruf bertitik (i dan j), huruf-huruf yang bawahnya melengkung (g, j, y, q), dan bahkan tanda tangannya pun bisa dilihat.

Namun, yang mengejutkan bagi saya, rupanya perubahan pada tulisan kita bisa merubah sifat kita juga, karena kita "memaksa" otak kita berperilaku seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang bersifat begitu. Contohnya, ukuran tulisan tangan yang kecil menandakan orang yang berkonsentrasi tinggi. Jika Anda merasa Anda sulit berkonsentrasi, cobalah menulis dengan tulisan yang kecil-kecil. Ini akan "memaksa" otak Anda untuk berlaku seperti mereka yang berkonsentasi tinggi, dan akhirnya Anda pun bisa berkonsentrasi lebih baik.

Selain Anda bisa "kepo" terhadap tulisan orang, grafologi juga bisa membuat Anda mengerti seseorang lebih baik, karena Anda mengerti sifat-sifatnya dan Anda tahu apa yang harus dilakukan jika sedang bersamanya, dan bagaimana Anda harus berperilaku. Anda pun bisa lebih disayang orang-orang karena mereka merasa dimengerti oleh Anda ;)

Ingin belajar? Berhubung saya belum menguasainya, saya belum bisa menuliskan disini, sepertinya lebih baik jika Anda mencari situs-situs belajar grafolgi di internet atau membeli buku-buku yang berkaitan dengan grafologi.
Yah, siapa tahu Anda menjadi HRD di suatu perusahaan suatu saat nanti, saat Anda akan merekrut pegawai baru, ilmu grafologi ini akan membantu Anda merekrut pegawai yang kompeten, berdasarkan tulisan tangannya, tentu saja! :D

Tuesday, June 18, 2013

Belajar Esperanto II: Kata Benda dan Kata Sifat

Saluton!!!!

Sudah lama gak nulis tentang Esperanto...
Tanpa melihat apa ada yang peduli atau nggak, pokoknya sekarang saya mau bahas dua kelas kata yang penting, yakni kata benda dan kata sifat. Yuk dibaca dan dipelajari \(^,^)/

KATA BENDA
Dalam bahasa Esperanto, semua kata benda bentuk dasar/bentuk kamus, selalu diakhiri dengan huruf -o. Mengapa? Agar memudahkan pelajarnya yang masih pemula untuk mengidentifikasi kelas kata. Jadi, kalau menemukan kata-kata yang berakhiran huruf -o, dipastikan itu adalah kata benda.
Contoh kata benda bahasa Esperanto (catatan: jika tidak diberi cara pengucapan, diucapkan apa adanya)

Libro = Buku
Lampo = Lampu
Komputilo = Komputer/Laptop
Arbo = Pohon
Suno = Matahari
Fiŝo (fisyo) = Ikan
Domo = Rumah
Pano = Roti
Pomo = Apel
Viro = Pria
dan lain-lain deh, banyak. Ini kan cuma contoh :3

Namun, untuk keperluan rima dan jumlah suku kata dalam puisi/syair/lagu, huruf -o bisa dihilangkan. Contohnya:
Libro --> Libr'
Domo --> Dom'
Fiŝo --> Fiŝ'
Suno --> Sun'
dan seterusnya. Penambahan tanda petik sangatlah penting, agar orang-orang yang membacanya tahu bahwa itu adalah kata benda. Kalau diucapkan?
Nah, dalam bahasa Esperanto, penekanan selalu berada pada suku kata sebelum terakhir. Jadi, penekanan kata libro diucapkan LIB-ro, kalau domo diucapkan DO-mo, komputilo diucapkan kom-pu-TI-lo, dimana huruf yang dicetak huruf kapital diucapkan lebih jelas dan keras.
Nah, jika huruf -o pada kata benda dihilangkan, penekanan tidaklah berubah. Jadi, kalau komputilo dirubah menjadi komputil', pengucapannya tetap kom-pu-TIL, bukan kom-PU-til.
Mengapa seperti itu? Karena ada beberapa kasus yang katanya sama jika huruf -o dihilangkan, contohnya pada kata "ĉielo"(=langit), sementara ada pula kata "ĉiel" yang berarti "dengan segala cara". Kata "ĉielo" akan diucapkan ĉi-E-lo, sementara kata "ĉiel" diucapkan ĈI-el. Dan jika kata ĉielo diubah menjadi ĉiel' pun, pengucapannya ci-EL. Ingat ya, ĈI-el dan ĉi-EL itu berbeda :) Namun tenang, ini hanya diperkenankan untuk puisi/lagu/syair/karya sastra saja kok


KATA SIFAT
Sama seperti kata benda, kata sifat juga diakhiri dengan huruf tertentu, yakni huruf -a. Jadi, jika melihat suatu kata dalam bahasa Esperanto yang berakhiran -a, bisa ditentukan bahwa itu kata sifat. Yang unik dari kata sifat, jika sudah ada kata sifat tertentu, untuk lawan katanya kita hanya perlu menambahkan "mal-" didepannya. Berikut contoh kata sifat:

Bela = Indah, Cantik, Tampan
Malbela = Jelek, Buruk
Granda = Besar
Malgranda = Kecil
Juna (yuna) = Muda
Maljuna (malyuna) = Tua
Nova = Baru
Malnova = Lama
Hela = Terang
Malhela= Gelap
dan lainnnya.

Untuk menjelaskan suatu kata benda dengan kata sifat, baik susunan KS-KB maupun KB-KS adalah sah dan benar. Contohnya:
Nova libro = Libro nova = Buku baru
Bela domo = Domo bela = Rumah yang indah
Malgranda fiŝo = Fiŝo malgranda = Ikan yang kecil (fiŝo dibaca fisyo)
Maljuna viro = Viro maljuna = Pria yang tua
Meskipun kedua bentuk sah, namun bentuk yang paling umum adalah bentuk KS-KB atau bentuk pertama, yakni kata sifat terlebih dahulu.

Bagaimana jika ingin berkata "saya cantik/tampan"?
Bisa menggunakan pola kalimat berikut:
[Kata Benda] +  estas + [Kata Sifat]
[Pronomina] + estas + [Kata Sifat]

Oiya, berikut adalah pronomina bahasa Esperanto:
Mi = Aku
Vi = Kamu, Kalian
Li = Dia laki-laki
Ŝi (syi) = Dia perempuan
Ĝi (ji) = Dia netral
Ni = Kami, kita

Ili = Mereka

Menggunakan rumus diatas, bisa dibuat kalimat sederhana seperti:
Mi estas bela = Saya cantik/tampan (bahasa Inggris: I am beautiful/handsome)
Vi estas juna (yuna) = kamu muda (Inggris: you are young)
Li estas nova studento = Dia adalah siswa baru (Inggris: he is a new student)

Atau dengan kata benda:
La domo estas bela = Rumah itu indah (Inggris: the house is beauty)
La pomo estas malgranda = Apel itu kecil (Inggris: the apple is small)

Oiya, untuk membentuk kata benda plural/jamak, cukup ditambahkan -j. Namun, jika kata benda jamak akan diterangkan dengan kata sifat, kata sifatnya pun harus diakhiri -j.
Contohnya:
Maljunaj viroj (malyunay viroy) = Pria-pria tua
Grandaj Fiŝoj (granday fisyoy) = Ikan-ikan yang besar

Contoh kalimat dengan plural:
Ili estas novaj studentoj (novay studentoy) = mereka adalah siswa-siswa baru
Ni estas Indonezianoj (Indonezianoy) = kami adalah orang-orang Indonesia

Bagaimana? Cukup? Cukup pusing? Segitu dulu deh...
Belajar bahasa tidak akan afdal tanpa latihan, coba terjemahkan kalimat berikut ke bahasa Indonesia, coba jangan gunakan google, kalau kata bendanya sih saya carikan yang gampang:
Ili estas Italianoj = ....
La lampoj estas belaj lampoj = ....
Ili estas malnovaj libroj = .....

Sekarang, terjemahkan ke bahasa Esperanto:
(catatan: untuk huruf 'bertopi' seperti ĉ, ĝ, ĥ, ĵ, ŝ, dan ŭ, silakan cukup ketik dengan menambahkan -x setelah huruf biasa, seperti cx, gx, hx, jx, sx, dan ux)
Matahari itu terang = ....
Buku-buku itu adalah buku-buku yang indah = .....
Dia (netral) adalah komputer yang baru = ....

Jawabannya silakan ditullis di komentar yaa, nanti saya lihat deh :D
Seperti yang saya bilang, gak peduli ada orang yang peduli apa nggak, pokoknya saya cuma menulis. Dan berharap ada yang tertarik belajar Espearanto.

Do, ĝis la revido!




Friday, June 14, 2013

False Friend - Is That Really My Friend?

Haloooo!!!!

Mohon maaf kemaren gak jadi dua kali posting T.T

Sekarang saya mau bahas mengenai false friend nih...
False friend? Teman palsu? Oh pasti teman yang mengkhianati kita, yang nusuk dari belakang gitu ya?
Come one, guys, ini adalah blog seorang glossophile, pecinta bahasa. Bukan blog curhat-curhatan (meski saya suka curcol juga sih). Yah tapi kali ini saya mau bahas false friend dari sisi bahasa yaa~

Well, false friend adalah dua kata dalam dua bahasa yang berbeda, yang sepertinya sama, dibacanya maupun hurufnya, namun artinya berbeda. False friend adalah fenomena kebahasaan yang unik, dimana dalam suatu bahasa yang rumpunnya sama pun terdapat false friend yang artinya jauh berbeda.
"Itu harus sama dua-duanya atau gimana?"
Pokoknya, dua kata yang sepertinya sama, baik bentuknya atau pengucapannya, baik keduanya maupun salah satunya saja, namun artinya berbeda, disebut false friend. Saya belum tahu padanan bahasa Indonesianya, namun jika dilihat dari susunan katanya, teman palsu, mungkin?

Ya sudah, saya kasih contoh aja ya... Yang sama dari bahasa Indonesia dan asing namun artinya berbeda...

Kata: Main
Bahasa Indonesia: Bersenang-senang (pengucapan: ma.in)
Bahasa Inggris: Utama (pengucapan: mein)
Bahasa Prancis: tangan (pengucapan: mang atau meng, entahlah)
Tuh kan... katanya sama, pengucapannya beda, artinya juga beda

Udah ngerti kan?

Saya kasih false friend favorit saya:
Kata: Kepo
Bahasa Indonesia (informal): ingin tahu segalanya
Bahasa Esperanto: topi tentara
katanya sama, pengucapannya sama, tapi artinya beda kan? :D

Atau dengan bahasa yang serumpun, bahasa Malaysia
Kata: Banci
Bahasa Indonesia: Waria, wanita-pria
Bahasa Malaysia: Sensus
Jadi, kalau Anda bertemu petugas banci di Malaysia, bukan berarti dia tidak normal, tapi dia pegawai sensus :D


nah ngerti kan?
Kenapa saya posting hal ini? Ini adalah fenomena kebahasaan yang unik. Juga biar pembacanya lebih berhati-hati kalo belajar bahasa asing, iinget ada false friend :D
Semoga bergunna ya? Sekiaaaaaan~

Monday, June 10, 2013

Deixis - Another Matter of Perspective

Halooooo!!!

Lama banget saya gak nyentuh blog saya. Rencananya sih sekarang mau bikin dua post, tapi kita lihat aja.


Setelah kemaren udah bahas masalah perspektif, sekarang saya juga mau membahas perspektif, namun dalam sisi kebahasaan.
Deixis (pengucapan: daiksis), adalah kata-kata yang artinya pasti, namun maknanya bisa jadi berbeda menurut orang, tempat, atau waktu. Jadi ini tuh masalah seseorang dengan ruang dan waktu. Ngejelasinnya emang ribet sih, tapi saya kasih contoh aja nih.
Bayangkan ada kata-kata "Sekarang bayar, besok gratis" di sebuah warung. Lalu sebutlah, si Fulan, datang dan berpikir, "ah kalau sekarang bayar, lebih baik besok saja ke warungnya biar gratis", dan begitulah terjadi setiap hari.
Itu contoh temporal deixis. Yakni deixis yang menunjuk waktu, namun bisa membingungkan pendengarnya. Atau ada teman saya yang menuliskan "Yesterday you said that tomorrow you'll do it", yah tinggal jawab lagi aja, "yes, just like I said, I'll do it tomorrow". Atau ada juga yang bilang, "My diet schedule is constant: tomorrow!" Yah gak pernah diet atuh jadinya. Ada juga pengalaman saya, ketika tengah malam, jam 00.30 kurang lebih, saya bertanya "besok mau sekolah?" teman saya menjawab "sekarang juga sudah besok." nah, bingung tuh, katanya sekarang, tapi besok :D
Ada juga spatial deixis. Yakni deixis yang berhubungan dengan tempat/ruang. Saya sendiri pernah mengalaminya ketika saya mencari ayah saya di kerumunan orang. Percakapan kami di telepon kurang lebih begini:

Saya: Papi dimana?
Ayah: Disini, uqi cepet ke sini! Kamu dimana?
Saya: Ya disini!

Haha! Lihatlah, kita sama-sama menggunakan kata "disini", namun tidak berada di tempat yang sama. Biasanya, spatial deixis melibatkan kata "disini" dan "disana"

Terakhir, personal deixis. Simaklah kisah jenaka ini.

Guru: Anak-anak, kalian belajar itu untuk ibu atau untuk kamu?
Siswa: Untuk kamu, bu~

Sementara "kamu" yang dimaksud bu guru adalah para siswa, namun ketika para siswa menyebut "kamu" akan merujuk pada si guru tersebut. Bayangkan saja jika ada dua orang yang saling mempersilakan satu sama lain:

A: Silakan Anda duluan
B: Tentu saja! Anda kan duluan? Silakan
A: Bukan saya, tapi Anda. Silakan!
B: Siapa yang bilang saya? Yang duluan Anda kok, silakan!

 Nah, itulah personal deixis. Ketika saya menulis blog, saya menggunakan pronoun "saya" karena saya yang menulis. Ketika Anda membacanya, Anda bisa saja berkhayal bahwa ini adalah tulisan Anda, karena Anda membaca "saya" alih-alih nama saya.
Halah, tuh kan, ini tuh urusan perspektif lagi.

Tapi, untuk menghindari salah komunikasi, biasanya si pendengar dan pembicara sudah tahu apa yang sedang dibicarakan, sudah tahu rujukannya untuk apa atau siapa, maka jarang terjadi salah komunikasi yang melibatkan deixis ini.

Saya rasa cukup post saya mengenai deixis. Semoga berguna bagi teman-teman, itung-itung nambah ilmu kebahasaan yaa! :)

Friday, May 24, 2013

Sedikit Peduli pada Bahasa Sendiri

Haloooooo!!!!

Sejenak saya berpikir ketika saya di angkot tadi, kenapa banyak sekali ya sepertinya orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar (jangan-jangan termasuk saya)... Nah tema itulah yang akan saya bawakan dalam publikasi kali ini...

Beberapa bulan lalu, saya menemukan sedikit kesalahan pada poster calon walikota Bandung, ia menuliskan "Birokrat yang akademisi" dalam kampanyenya. Sekilas, frasa tersebut tampak benar. Namun bagi saya, pemerhati bahasa, itu merupakan sebuah KESALAHAN BESAR!!!
Dalam kaidah bahasa Indonesia, kata "birokrat" merupakan kata benda, dan "akademisi" pun merupakan kata benda. Dalam kaidah bahasa Indonesia juga, kata benda diterangkan dengan kata sifat yang dapat disatukan menjadi frasa dengan kata "yang". Nah, menurut Anda, apa kata benda bisa diterangkan dengan kata benda? Sungguh konyol! Menurut saya, akan lebih baik jika ia menuliskan "Birokrat yang akademis" atau "Akademisi yang birokratik" atau "Birokrat dan akademisi" karena jika ada dua kata benda, bisa dihubungkan salah satunya dengan kata "dan". Lalu saya berpikir, jika saya memiliki hak pilih, saya tidak akan memilih walikota tersebut, berbahasa Indonesia yang baik saja dia tidak bisa apalagi memimpin dengan slogan "untuk Bandung yang lebih baik"? Memang, pemimpin bukanlah seseorang yang harus sempurna, tapi setidaknya ia harus berusaha untuk sempurna dan menutupi aibnya di hadapan rakyatnya. Mungkin, pemilihan kata tidak akan terlalu bermasalah bagi saya, namun, karena saya sudah mempelajari ilmu linguistik dan mengait-ngaitkannya dengan bahasa Indonesia, pemilihan kata yang menyangkut kelas kata (kata benda, kata sifat, dan lain-lain) adalah sebuah KESALAHAN BESAR!!!
Selain itu, saya juga pernah melihat tukang ikan bakar yang menuliskan dagangannya "Ikan bakar laut". Gaya banget ya, ikan bisa membakar lautan. Seharusnya "Ikan laut bakar". Jika "ikan bakar laut", maka susunan nomina-verba-nomina bisa diartikan sebagai satu kalimat dengan struktur subjek-predikat-objek yang berarti "ikan yang membakar lautan". Namun, dengan "ikan laut bakar", susunannya akan menjadi nomina-adjektiva-adjektiva yang menjadikannya sebuah frasa yang berarti "ikan yang berasal dari laut yang dibakar".
Oke, isu lainnya, anda tahu llagu berikut? Ada baris yang berbunyi "Kau boleh acuhkan diriku dan anggap 'ku tak ada" pokoknya, saya lupa judul dan penyanyinya. Penulis lagu ini tidak pernah buka KBBI sepertinya. Coba buka KBBI, ada kok versi daring(dalam jaringan, online)nya disini. Silakan cek apa itu arti kata "acuh". Artinya apa? PEDULI!!! Jika di kalimat atas kata "acuh" diganti dengan "peduli", maka akan menjadi "Kau boleh peduli pada diriku" dong? Jadi bagus dong?
MENGAPA KITA TAK PERNAH MENARUH PEDULI BARANG SEDIKIT PADA BAHASA INDONESIA???
Ayolah, memang, menurut beberapa penelitian, penutur asli jarang sekali peduli pada tata bahasa dan struktur kalimat. Namun itu bukan berarti bahwa kita tak harus peduli pada bahasa kita. Bagaimanapun, bentuk bahasa Indonesia yang baik dan benar dan asli harus dipertahankan. Dan siapa yang bisa memertahankannya? HANYA KITA, orang Indonesia.
Sekedar menuangkan pikiran, menurut saya, Indonesia adalah "miniatur" dunia ini. Di dunia ini, ada sekitar 7000 bahasa. Di Indonesia, ada sekitar 700 bahasa. Bedanya, di Indonesia semua setuju dengan satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia, namun dunia tidak memiliki bahasa persatuan. Mungkin ada beberapa bahasa internasional yang diakui, namun tetap ada orang yang tidak setuju dengan dianggapnya suatu bahasa menjadi bahasa internasional. Bahasa resmi PBB, ada 6 yakni Inggris, Mandarin, Rusia, Spanyol, Prancis, dan Arab. Jika semua setuju saja dengan PBB, tidak satu bahasa yang menyatukan dunia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik. Tanpa sadar, ketika Anda berbicara bahasa Indonesia, Anda turut berbicara bahasa Hokkien, Portugis, Arab, Sanskerta, Belanda, dan Inggris. Juga ada beberapa kata serapan dari bahasa daerah. Selain itu, bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa resmi NKRI, dengan bahasa-bahasa daerah yang diakui keberadaannya. Kurang apa lagi?
Mungkin saya juga masih ada kesalahan dalam bentuk bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin kawan-kawan juga. Namun, jika kita mau belajar dan melestarikan bahasa Indonesia, kelak bahasa Indonesia akan terus hidup. Apa Anda ingin bahasa Indonesia bernasib sama seperti bahasa Latin? Orang-orang beralih pada bahasa Inggris dan Prancis, sedikit demi sedikit melupakan bahasa Latin, dan sekarang akhirnya bahasa Latin dianggap sebagai bahasa mati, meskipun masih ada penuturnya, namun tidak ada penutur sejak lahir. Bahasa Latin hanya menjadi bahasa liturgis di Vatikan dan beberapa sekte Kristen. APa ingin bahasa Indonesia kelak punah dan mati? Jangan deh ;)

Wednesday, May 15, 2013

Lexical Ambiguity: Spin Your Head, Roll Your Eyes!

Halooo!!!

Baru menemukan sesuatu untuk dibagi nih. Bertema kebahasaan sih, ya karena saya suka bahasa-bahasa.
Kali ini saya mau bahas mengenai Lexical Ambiguity.

Lexical ambiguity adalah ambiguitas dalam suatu kalimat, yang biasanya terjadi karena pengulangan kata yang sama untuk sekian kali, hingga menimbulkan kesan tidak jelas, padahal secara tata bahasa, kalimat tersebut benar.
Ambiguitas leksikal yang saya temukan adalah dalam bahasa Inggris. Mari kita lihat contoh kalimat pertama:
Buffalo buffalo Buffalo buffalo buffalo buffalo Buffalo buffalo
Halah! Ada 8 kata "buffalo"tuh! Tapi, percaya tidak percaya, itu adalah sebuah kalimat yang sah menurut aturan tata bahasa Inggris, tepatnya American English. Dalam kalimat ini, ada 3 arti kata "buffalo". Yang pertama, Buffalo yang merupakan sebuah kota di Amerika,  buffalo yang merupakan sejenis binatang seperti kerbau/bison, dan buffalo yang berarti bullying, atau bahasa Indonesia bakunya sih "merisak". Jika dipisahkan dengan tanda baca, kalimat diatas bisa menjadi begini: "Buffalo buffalo, (which) Buffalo buffalo buffalo, buffalo Buffalo buffalo" Masih gak jelas?
Dalam bahasa Indonesia, kaliamt tersebut akan menjadi begini: "Bison asal kota Buffalo, yang dirisak oleh Bison asal kota Buffalo, merisak bison asal kota Buffalo." Masih gak ngerti? Ya udah, jangan dipaksakan :D saya juga pusing!

Ada lagi contoh lain nih:
James while John had had had had had had had had had had had a better effect on the teacher
banyak amat kata "had"-nya! Yah sama dengan kaliamt diatas, kalimat ini juga bisa dipisahkan dengan tanda baca menjadi "James, while John had had 'had', had had 'had had';'had had' had had a better effect on the teacher." Masih gak jelas? Jadi, begini ceritanya. Seorang guru bahasa Inggris memerintahkan untuk membuat kalimat yang memiliki past perfect tense. John malah menuliskan 'had', namun yang benar adalah James yang menuliskan 'had had', dangurunya pun senang terhadap James.
Masih bingung? Diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan menjadi "James, ketika John menulis 'had', ia menulis 'had had' dan 'had had' memiliki efek yang lebih baik pada gurunya" Sakit kepala? Selamat, berarti Anda masih memiliki kepala! =D

Ada lagi nih, seperti judul post-nya, let it spin your head and roll your eyes!

That that is is that that is not is not is that it it is

Nah loh! Bingung? Sama!
jika dipisah dengan tanda baca, akan menjadi begini, "That that is is, that that is not is not, is that it? It is" Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia mungkin akan menjadi begini, "Bahwa yang itu adalah itu, bukan yang itu adalah bukan yang itu, apakah begitu? Ya, begitu" Pening? Saya juga!

Saya belum bisa menemukan contohnya dalam bahasa Indonesia. Mungkin ada yang tahu? Setahu saya, karena bahasa Indonesia adalah bahasa aglutinatif, dan untuk membentuk suatu kelas kata harus menggunakan afiks tertentu, maka akan sulit untuk membuat kalimat semacam itu. Berbeda dengan bahasa Inggris yang kata kerjanya tidak perlu diberi imbuhan. Melainkan bisa normal seperti itu.
Jika ada yang menemukannya dalam bahasa Indonesia, beritahu saya! =D

Tuesday, May 14, 2013

It's Just a Matter of Perspective!

Haloooo!!

Mau membahas sesuatu mengenai perspektif nih...
Nah ya, dalam berkomunikasi, faktor perspektif ini sangat penting. Hal ini bisa saja mempengaruhi pemahaman/penafsiran seseorang terhadap sesuatu, sehingga menjadikan pemahaman/penafsiran setiap orang berbeda-beda.
Yang menjadi masalah adalah, ketika seseorang pendengar menafsirkan sesuatu dari perspektif yang tidak diinginkan oleh pembicara. Maka disitulah akan terjadi salah paham. Nah, salah paham ini yang berbahaya, yang karenanya persahabatan seseorang bisa terusik...
Namun terkadang, perspektif pendengar juga bisa dimanipulasi oleh media. Mari kita lihat gambar berikut:
Nah. Ini bisa dijadikan oleh media sebagai manipulasi perspektif.
Mari kita lihat gambar kiri. Tagline berita di media A bisa saja seperti ini: "Teroris asal negeri X tertangkap di negeri Y saat akan melakukan pengeboman" yang menjadikan pendengarnya beranggapan bahwa negeri X adalah sarang teroris dan penduduknya jahat.
Mari kita lihat gambar kanan. Tagline berita di media B bisa saja begini: "Pejuang asal negeri X tersesat di negeri Y, ditolong oleh tentara lokal" yang menjadikan pendengarnya beranggapan bahwa negeri Y adalah negeri yang mulia dan penduduknya berhati baik.
Mungkin, yang sebenarnya terjadi adalah gambar tengah. Dimana seorang pejuang asal negeri X tersesat dan masuk wilayah negeri Y (anggaplah kedua negara ini sedang berperang), maka negeri Y pun menolong pejuang yang kehausan dan tersesat tersebut, namun masih berhati-hati kalau-kalau ia adalah mata-mata atau membawa sesuatu yang mebahayakan.
Lihat, betapa mudahnya pikiran manusia dimanipulasi dengan perspektif?
Sekarang, lihat gambar ini:

Nah, setelah melihat gambar tersebut, anggaplah saya sedang menjual rumah kepada Anda, dan memberikan gambar ini pada Anda. Menurut Anda, berapakah harga rumah bergaya Korea dengan kolam renang tersebut? Jika saya menjualnya dengan harga 500 juta rupiah, apa Anda pikir itu harga yang cocok? Mungkin, dangan gaya yang bagus, ditambah kolam renang, dan pemandangan indah disekelilingnya, tentu ada yang tertarik membelinya. Namun, apa Anda tahu kenyataannya? Lihatlah gambar dibawah:
Ternyata kolam renang itu hanyalah bak kecil yang digunakan untuk memanipulasi perspektif orang yang melihat gambar tersebut. Apa kini harga 500 juta itu masih cocok? Tent saja tidak, bagaimanapun, kolam renang yang "dijanjikan" itu tidak ada!

Nah pokoknya perspektif itu sangat penting deh. Saya punya satu teori ngasal yang saya temukan sendiri, bahwasanya ketika saya sendiri, dan menjadi dua orang yang berbeda, atau berdebat dengan diri sendiri, saya jadi lebih bisa melihat sesuatu dengan perspektif yang lain....
Change your perspective!

Well, saya juga punya cerita, dari buku Chicken Soup for the Kids Soul.... Saya lupa-lupa ingat ceritanya, pokoknya intinya aja lah ya. Jadi begini, pada suatu hari, di sebuah sekolah dasar, dua orang siswa dipanggil gurunya untuk maju ke depan. Di meja gurunya, ada suatu benda yang ditutupi oleh kardus besar. Dan kedua siswa yang dipanggil guru tersebut diminta untuk berdiri bersebrangan dan sama-sama melihat ke benda yang ditutupi kardus tersebut. Lalu, kardus tersebut diangkat, dan rupanya isinya adalah sebuah globe yang sudah dicat. Gurunya berkata, "Kalian yang di depan, tolong katakan apa warna globe tersebut. Bagi yang duduk, mohon diam." Siswa yang di depan pun mulai berkata, si A berkata, "Warnanya hitam, bu!" namun si B menyanggahnya, "Bukan, warnanya putih, jelas sekali putih!" dan si A dan si B pun berdebat, masing-masing berpegang teguh pada pendapatnya mengenaik globe itu. Lalu sang guru pun menyuruh mereka diam, dan memutar globe tersebut dan rupanya itu adalah globe yang diwarnai separuh hitam dan separuh putih. Kedua siswa yang di depan pun terdiam dan mengerti mengapa kawannya keukeuh terhadap pendapatnya.
Itulah perspektif, kadang, kita selalu keukeuh pada perspektif yang kita pakai, dan ngotot. Kalau begitu, sekalinya salah, malu deh. Padahal, menurut saya, melihat sesuatu dari berbagai perspektif akan sangat bermanfat bagi kita. Kita jadi lebih banyak belajar dan mengerti lebih baik.
Kadang sulit untuk melihat dari perspektif yang berbeda...
Dan salah satu contoh bagus untuk perspektif adaah angka 6 dan 9. Seperti gambar dibawah:
Dilihat dari kiri, ia menjadi angka 9. Dilihat dari kanan, ia menjadi angka 6. Dari mana Anda melihat lebih dulu? :D
Yah pokoknya, silakan melihat sesuatu dari berbagai perspektif, agar kita tidak terus menerus menjadi seperti ini tanpa berkembang. Ada sebuah perkataan "If you re-read a book at different times of your life, the story won't change, but your perspective does" "Jika Anda membaca kembali sebuah buku pada waktu yang berbeda, ceritanya tidak akan berubah, tapi perspektifmu berubah.
Untuk menutup artikel ini, saya beri sebuah gambar, yang sedikit bikin saya tersenyum, namun sebenarnya sedikit mengejek...

Well, sampai berjumpa di penulisan selanjutnya! Semoga berguna :)

Monday, May 13, 2013

Parfum Wangi Buku - Ada yang Minat?

Halooooo!!!!

Suka mencium wangi buku?

Saya sih suka. Menurut saya, wangi buku baru itu sangat enak! Setiap kali beli buku, setelah mengelupas plastik pembungkusnya, pasti saya menaruh hidung saya diantara halaman-halaman buku tersebut, dan menghirup napas dalam-dalam.
Saya lebih suka wangi buku ketimbang parfum malah!
Namun, saya seringkali dihimbau orangtua saya untuk memakai sedikit parfum. Biar wangi, katanya. Namun saya kurang suka dengan wangi parfum, kadang, baŭ alkoholnya dapat tercium dengan jelas!

Nah, tapi kalo temen-temen punya masalah seperti itu juga, rupanya ada salah satu orang kreatif, yang menjual parfum dengan wangi buku baru! Konon katanya, kepribadian seseorang bisa dicium dari baŭ parfumnya. Yah, yang kaya raya, akan membeli parfum berbau uang. Yang suka bacon, bahkan tersedia parfum wangi bacon. Bagaimana dengan yang suka buku alias kutu buku? Rupanya ada nih parfum untuk pecinta buku: Paper Passion Perfume!
Packaging-nya seperti buku, unik!
Beginilah isinya!
Ini botolnya...
 
Jujur, saya jarang banget naksir sama fashion product. Tapi, menurut saya, yang ini unik! Saya ingin memilikinya! Well, yang suka sama wangi buku kan bukan cuma saya. Saya ngebayangin aja kalo lagi jalan, dan saya semerbak baŭ buku, tentu orang-orang pun akan tertarik dengan wangi saya =D
Tapi entahlah, saya belum tahu dimana tempat belinya di Indonesia. Yang jelas, menurut sumber saya, harganya sekitar 98 USD. Cukup mahal ya :|
 
Tapi yang jelas, jangan menggunakan parfum berlebihan. Saya nggak suka sama orang yang baŭ parfumnya tercium dari jarak sekian meter -_- Tapi, untuk sedikit berbau enak, tidak akan masalah menurut saya :D
Ada yang mau beliin buat saya? :D
 
 



Monday, May 6, 2013

Tongue Twister - Mari Keseleo Lidah!

Halooooo!

Saya mau membahas mengenai salah satu fitur unik yang insya Allah ada di setiap bahasa.
Dalam bahasa Inggris disebutnya "Tongue Twister", kalo menurut Wikipedia, bahasa Indonesianya sih "Pembelit lidah", sebenernya agak jarang didenger ya, tapi kalo bahasa Sundanya sih sudah lumayan tenar: "Pabaliut letah".
Pokoknya, tongue twister ini adalah kata, kalimat, atau frasa yang bisa bikin lidah seseorang pegel dan bibir keriting. Diucapkannya susah, biasanya karena ada bunyi yang sama, mirip, atau letak pengucapan yang jauh. Contoh tongue twister dalam bahasa Inggris:
Betty Botter bought a bit of butter.
The butter Betty Botter bought was a bit bitter
And made her batter bitter.
But a bit of better butter makes better batter.
So Betty Botter bought a bit of better butter
Making Betty Botter's bitter batter better
Coba dibaca dengan cepat :D Ada juga nih dalam bahasa Indonesia, sudah lumayan populer juga:
Kakak, kok kuku-kuku kaki-kaki kakak-kakak kakek-kakekku kok kaku-kaku kak?
Bisa dibaca dengan cepat?
Entah mengapa, menurut saya, hal ini sangat unik, karena setiap bahasa, dengan bunyi dan kaidah yang berbeda, memiliki tongue twister yang bahkan bisa lebih sulit. Contohnya, ada yang dalam bahasa Mandarin, ini dia!

四是四,十是十,十四是十四,四十是四十,四十四隻不識字之石獅子是死的
sì shí sì, shí shì shí, shísì shí shísì, sìshí shí sìshí, sìshísì zhi bùshízǐ zhi shíshīzǐ shì sǐ de.
 Yang saya bingungkan, itu gimana bacanya? Oya, ada juga gambar ini nih, masih dalam bahasa Mandarin kok...
Nah, gimana tuh bacanya? Ada yang bisa membacanya dengan cepat? :/
Yang saya gak ngerti juga bacanya gimana, ada tongue twister dalam bahasa Estonia
Ao äia õe uue oaõieaia õueaua ööau.
artinya sih, "The nightly honour of the watchdog (yard dog) of the dawn's father-in-law's sister's new bean blossom garden. (Very-very artificial and utilises a very wide selection of language registers, it's a tongue twister even for natives!)" bingung nerjemahin ke bahasa Indonesianya, yah pokoknya gitu lah......  Tapi, ITU HURUF VOKAL + VOKAL BERALIS SEMUA GIMANA BACANYA????

Contohnya lagi nih, bahasa Prancis:

Un chasseur sachant chasser sait chasser sans son chien.
 Bacanya, menurut saya dan kalo gak salah, "ang syaseu sasyong syaseu se syaseu song song syiang" artinya kurang lebih begini "seorang pemberu yang tahu cara memburu tahu cara memburu tanpa anjingnya"
Kalo yang menurut saya susah, ini nih, bahasa Jerman!:
Zwei Schwalben zwitschern zwischen zwei Zwetschge Zweigen. Zwischen zwei Zwetschge Zweigen zwitschern zwei Schwalben.
 atau ini, bahasa Hungaria:
Te tetted e tettetett tettet? Tettetett tettek tettese, te!
atau ini, bahasa Islandia, yang entah bacanya gimana:
Ái á Á, á á í á.
 Nah, pokoknya, yang penasaran sama Tongue Twister silakan buka ini, ini, dan ini. Disitu sumber-sumber saya kok...

Nah, ada yang bisa bikin tongue twister dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya? :D

Saturday, April 27, 2013

Belajar Esperanto I : Memberi Salam dan Perkenalan Diri

Saluton!

Kata di atas adalah pelajaran pertama kita. Saluton diartikan "Halo" atau "Salam!" dalam bahasa Indonesia. Yah, dimana-mana, kalau ada pelajaran bahasa, yang pertama dipelajari itu kan pasti persalaman dan memperkenalkan diri. Bukankah Esperanto ada hurufnya yang beda bacanya dengan bahasa Indonesia? Tenang, disini akan saya sertakan cara bacanya dalam bahasa Indonesia. Kalau tidak ada cara pengucapannya, berarti diucapkan seperti biasa. Oke, kita mulai ya.

PERSALAMAN
Saluton! = Halo
Bonan matenon! = Selamat pagi
Bonan tagon! = Selamat siang
Bonan vesperon! = Selamat malam (good evening)
Bonan nokton! = Selamat malam, selamat tidur (good night)

Itu persalaman dasar. Menanyakan kabar dan menjawabnya, di bawah ini ya!

Kiel vi fartas? = Apa kabar?
(Mi fartas) bone = (Kabar saya) baik
Tre bone = Sangat baik
Sufiĉe bone = Lumayan baik
Malbone = Buruk (atau bisa juga "mi ne fartas bone")
Kaj vi? (kay vi?) = dan Anda? (untuk menanyakan kembali pada penanya)

Dankon! = Terima kasih!
Multan dankon! = Terima kasih banyak!
Koran dankon! = Terima kasih sedalam-dalamnya (harfiah: terima kasih dari hati)
Nedankinde! = Sama-sama/Terima kasih kembali (harfiah: (itu) tidak patut diberi terimakasih, seperti dalam bahasa Inggris "don't mention that"~don't mention that bukan arti harfiah)

MEMPERKENALKAN DIRI
Mi estas .... = Saya adalah .... (I am ....)
Mia nomo estas .... = Nama saya adalah ....
Mi nomiĝas .... (mi nomijas) = Saya dipanggil, Saya dinamakan ....
Kiel vi nomiĝas? (Kiel vi nomijas?) = Bagaimana Anda dipanggil?
Kiu vi estas? = Siapakah kamu?
Kio estas via nomo? = Apa namamu?

PERPISAHAN
Adiaŭ (adiaw) = Selamat tinggal!
Ĝis la revido! (Jis la revido) = Sampai jumpa!
Ĝis! (Jis) = (versi pendek dari ĝis la revido)
Ĝis poste! (Jis poste) = Sampai nanti!
Ĝis baldaŭ (Jis baldaw) = Sampai nanti! (harfiah: sampai secepatnya!)

Saya kasih contoh percakapan ya, silakan artikan sendiri, itung-itung latihan :D

A: Saluton!
B: Saluton! Kiel vi fartas?
A: Mi fartas bone, dankon! Kaj vi?
B: Tre bone! Kiel vi nomiĝas?
A: Mi nomiĝas "A". Kaj vi?
B: Mi estas "B".
A: Ah, dankon!
B: Nedankinde!
A: Ĝis la revido!
B: Ĝis!

Itu saja untuk kali ini. Semoga berguna ya!

Ĝis la revido




Belajar Esperanto

Saluton!!!!

Saya rencanya mau membuat "kursus" bahasa Esperanto di blog saya. Yah biar temen-temen bisa belajar bahasa Esperanto, karena tempat kursus Esperanto di Indonesia jarang banget. Selain itu, disini juga kita belajarnya gratis kok :D

Postingan ini cuma sebagai pemberitahuan saja. Ke depannya, saya akan mulai membuka "kursus" saya mulai dari tingkatan terrendah dan terus naik. Semangat ya belajar Esperantonya!

Oiya, bagi yang belum tahu apa itu Esperanto, bisa dicek di sini. Postingan saya juga kok :D

Selamat belajar!

Wednesday, April 24, 2013

The Power of Words

 "Lidah lebih tajam daripada pedang" - Peribahasa

Haloooo!!!

Saya sekedar mau nulis sedikit bahasan waktu kemaren saya mengikuti kelas Foundation of Literature. Kami membahas sedikit tentang kekuatan dari kata-kata.
Ya, kata-kata memang begitu kuat dan powerful (perasaan sama aja ya). Bayangkan saja, Tuhan mampu menciptakan alam semesta tanpa berkata-kata, namun Ia menciptakannya dengan mengucapkan "Kun Fayakun", jadilah, maka jadilah ia.
Yah kalo mau disebutkan contoh yang keliatannya jauh sih, Anda tidak akan ada tanpa ada kata-kata. Bukan yang tadi, mari jadi skeptis sejenak. Orangtua Anda, meskipun mereka bertemu, tetapi kalau tidak berkata-kata, apa mereka akan menikah? Bahkan apa mereka mengenal satu sama lain?
Indonesia tidak akan merdeka, meskipun Jepang kalah dan sebagainya, kalau Soekarno tidak membacakan naskah proklamasi. Ajaran Islam tidak akan sampai pada kita jika Nabi Muhammad memilih untuk diam dan tidak berkata-kata. Kata-kata seorang penguasa bisa menjadi hadiah dan hukuman bagi siapapun. Bahkan, yang paling hebat, kata-kata Allah (dalam kitab suci Alquran), memiliki segudang manfat, baik dilihat dari maknanya, ajarannya, isinya, bahkan bisa menyembuhkan penyakit. Konon, kata-kata dalam Alquran jika dibunyikan manusia akan menghasilkan gelombang yang bisa melawan penyakit.
Masih belum puas dengan kekuatan kata-kata? Bayangkan saja, menurut Anda, apa Anda bisa berfantasi ke dunia Hogwarts atau Middle Earth jika J. K. Rowling dan J. R. R. Tolkien tidak menuliskan kata-katanya? Apa Anda masih bisa mengikuti perkembangan informasi terbaru jika panelis koran tidak menulis kata-kata? Apakah Anda akan menyadari kekuatan kata-kata jika saya tidak menuliskan kata-kata melalui blog saya?
Masih ingin lebih? Anda mungkin baru menyadari, kalau salah berkata-kata (termasuk saalh eja) bisa menjadi hal yang memalukan? Apa Anda baru ngeh kalau jika kita mengeluarkan kata-kata yang membuat orang lain tersinggung kita akan otomatis merasa bersalah?
Bahkan status pernikahan, baru akan sah setelah ada Ijab Qabul dalam Islam, atau upacara lainnya. Bahwa seorang pemimpin negara dapat disahkan menjadi pemimpin setelah mengucap sumpahnya. Seseorang yang diberi gelar pun belum afdol jika sang pemberi gelar belum mengucapkan kata-kata yang menjadikan orang tersebut bergelar. Pokoknya, Words are powerful, indeed!
Saking kuatnya, peribahasa menyatakan bahwa "Lidah lebih tajam daripada pedang". Jika seseorang menebaskan pedang ke leher Anda, Anda hanya akan sakit selama 8 detik, setelahnya Anda wafat. Namun, jika seseorang mengejek Anda hingga membuat Anda tersinggung, Anda harus menanggung rasa sakitnya seumur hidup. Bahkan tak jarang, orang lebih memilih pedang ketimbang lidah (banyak bukan kasus bunuh diri karena ejekan, cemoohan, dan kata-kata yang tidak enak, termasuk ditolak gebetan).
Sekedar intermezzo, dosen saya menyebutkan kalau ada salah satu teori literatur yang membahas mengenai hal ini. Lalu beliau bertanya, "Mengapa Tuhan mengucapkan 'Kun fayakun' ketika menciptakan sesuatu?" Dalam hati saya menjawab, "Karena Tuhan menciptakan teori literatur juga, pak." :D
Jika kita mau mencontoh orang ternama, lihatlah contoh pasti, Rasulullah. Beliau tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak penting. Semua yang keluar dari mulutnya adalah mutiara-mutiara ilmu dan hikmah. Lihatlah Eyang Confucius, kata-katanya menjadi onggokan berlian yang dipatuhi orang-orang yang mempercayainya. Lihatlah Kek Aristoteles, pemikirannya yang hebat menjadikan hampir semua kata-katanya menjadi kutipan-kutipan ternama. Singkatnya, orang-orang hebat, hanya mengeluarkan kata-kata hebat. Jika Anda masih mengeluarkan kata-kata binatang hina? Yah simpulkan sendiri ya ;)
Yang ingin saya tekankan pada teman-teman, kata-kata itu kuat, dan pengaruhnya tak terbatas. Kita masih bisa menikmati karya sastra dari zaman dahulu, dan mengikuti pesan moralnya. Maka pengaruh dari kata-kata itu tak terbatas waktu....
Pepatah menyebutkan bahwa "Diam itu Emas" karena saking kuatnya kata-kata, akan lebih baik jika Anda diam ketimbang membicarakan sesuatu yang tidak jelas. Diam itu emas, dan berbicara hal yang baik itu berlian.
Salah seorang motivator bahkan berkata "Baiknya setiap tweets, retweet, dan ucapan kita bermanfaat bagi orang lain." Sudahkah And melakukannya?
Tenang, saya juga belum. Hal itu susah sekali, menyusun kata untuk sebuah kalimat yang indah, bermakna, dan pasti berguna adalah pekerjaan sulit. Jadi, jangan khawatir. Tapi jangan tidak mencoba juga! Cobalah, siapa ahu mungkin Anda bisa?
Jangan remehkan kekuatan kata-kata. Semua yang terjadi di dunia ini disebabkan kata-kata. So, hati-hatilah dalam menggunakan kata-kata.
Sekian dari saya, semoga berguna!





Monday, April 22, 2013

Mengenal Pangram

Haloooooo!!!

Lama gak ngeblog Ya. hampir lupa kalo saya punya blog. :D

Nah kali ini saya maŭ ngebahas soal pangram. Apaan tuh pangram? Makanya, baca artikelnya sampe selesai biar tahu :p

Secara singkat, pangram adalah sebuah kalimat yang didalamnya muncul semua huruf dalam suatu bahasa paling tidak satu kali. Contohnya, ada suatu pangram yang paling terkenal, pasti ada di komputer windows, di bagian control panel --> font :D
The quick brown fox jumps over the lazy dog
Coba diitung, bener gak ada semua huruf :D Pangram ini bukanlah pangram sempurna. Pangram sempurna adalah pangram yang didalamnya satu huruf hanya muncul satu kali. Contoh pangram sempurna adalah pangram dalam bahasa jawa (ditulis dengan aksara jawa):
꧋ꦲꦤꦕꦫꦏ꧈ ꦢꦠꦱꦮꦭ꧈ ꦥꦝꦗꦪꦚ꧈ ꦩꦒꦧꦛꦔ꧉
Nah gede biar keliatan, kalau gak bisa baca dan pengen baca, silakan download unicode aksara jawa disini: Unicode Aksara Jawa
Dibacanya: "Hanacaraka, datasawala, padhajayanya, magabathanga"
Saya kira, awalnya, susunan itu hanyalah susunan aksara jawa. Namun ternyata ada artinya juga. Artinya adalah (menurut wikipedia): "Ada dua utusan, mereka saling membenci, sama kuatnya (dalam perang), inilah mayatnya."

Nah, yang menjadi pertanyaan, adakah pangram dalam bahasa Indonesia? Coba dipikirkan dulu, sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia, yang memiliki semua huruf dari A sampai Z didalamnya. Cukup susah ya? Ya, karena kata-kata dengan huruf V, X, dan Q sangat jarang dalam bahasa Indonesia. Nah, ada dua kalimat yang dianggap sebagai pangram bahasa Indonesia:
Muharjo seorang xenofobia universal yang takut pada warga jazirah, contohnya Qatar.
sudah dicek? Ini ada satu lagi:
Saya lihat foto Hamengkubuwono XV bersama enam zebra purba cantik yang jatuh dari Alquranmu. 
tapi entahlah, saya tidak yakin kalimat kedua, karena XV, bagaimanapun, angka romawi, dan merujuknya pada angka, bukan huruf, meskipun berbentuk huruf. Berhubung saya bukan linguist ulung, yah terserah teman-teman aja deh mau dianggap pangram apa bukan.

Dalam bahasa lain, dapat juga ditemukan pangram. Ada juga yang memiliki pangram sempurna. Contohnya pangram sempurna bahasa Jepang:
いろはにほへと ちりぬるを わかよたれそ つねならむ うゐのおくやま けふこえて あさきゆめみし ゑひもせすん
 Merupakan pangram sempurna, dan juga menyertakan dua huruf yang tidak digunakan lagi dalam bahasa Jepang. berikut cara bacanya: "irohanihoheto chirinuruwo wakayotareso tsunenaramu uwinookuyama kefukoete asakiyumemishi wehimosesun" panjang ya. entahlah artinya apa. yang pasti, ini adalah contoh pangram sempurna.

Bagaimana dengan bahasa-bahasa bertulisan aneh lainnya? Biasanya ada ditemukan sih, bahasa Arab, Rusia, Hindi, Thai, dan lain-lain ada kok pangramnya. Bahasa-bahasa dengan tulisan latin yang dimodifikasinya (ada tanda-tanda aksen di atas hurufnya) pun ada pangramnya. Hanya bahasa Vietnam saya belum menemukan. Hurufnya aneh-aneh begitu -_-
Tapi saya tidak menemukan pangram dalam bahasa Tiongkok juga. Ya iyalah, hurufnya aja ada sekian ribu, masa aja semuanya mau dijadiin satu kalimat -_-
Pengen lihat lebih banyak contoh pangram? Buka aja disini: List of Pangram
Mungkin, ada teman-teman yang mau menambahkan pangram karya sendiri?

Sekian, semoga bermanfaat!

Wednesday, April 10, 2013

Kongres Esperanto yang Pertama di Indonesia (Juga Kongres Esperanto Pertama Bagi Saya)

Haloooo!
Cukup lama saya gak blogging, ya kemaren dari Jumat sampai Senin ada kongres Esperanto di Bogor dan saya kesana, saya gak punya kesempatan blogging disana, jadi cerita di sini aja yaa...

Saya sampai di tempat kongres hari Juamt jam 1.30 siang. Belum terlihat siapa-siapa di sana. Saya menuju ruang makan dan disana ada beberapa orang. Rupanya waktu daftar ulang belum dimulai yakni jam 2.00 siang. Disana ada satu orang panitia (saya panggil dia kak Eko) yang masih bersiap-siap, ada dua orang pemuda Jepang, sama sekelompok orang-orang lain. Setelah ngobrol sedikit sama kak Eko, saya mencoba mendekati dua orang Jepang ini. Mereka masih muda, sekitar 23-25 tahun lah. Yang satu namanya Yuma Shirakawa, satunya lagi Shinpei Ichikawa. Yuma sih udah belajar Esperanto sekitar 3 tahun (kalo gak salah). Tapi Shinpei baru 8 bulan, sama kayak saya. Kita ngobrol lumayan banyak, sampe ada salah satu orang Italia, namanya Pietro Fiocchi yang minta diterjemahkan teks bahasa Indonesia ke Esperanto dan sebaliknya. Dia lumayan bagus ngomong bahasa Indonesia. Ya sehabis nolongin Piettro, saya daftar ulang.
Saya lupa siapa lagi yang saya temui setelah itu, namun saya yakin semua orang asing sudah saya ajak ngobrol. Namun yang paling sering ngobrol sama saya ya Yuma dan Shinpei. Ada juga pemuda jepang lain lagi, namanya Masatoshi Yamada, lumayan juka suka ngobrol sama dia.
Naaah, yang jadi primadona di kongres adalah seorang cewek Korea yang tinggal di Jepang yang namanya Che Yuna, dipanggilnya Yuna. Habisnya, dia satu-satunya cewek dari luar negeri yang masih muda, cantik lagi :D Saya, kak Eko, sama kak Erlangga (peserta kongres dari Bandung) suka heureuy sama dia :D nih foto saya sama Yuna:
Yuna itu yang ada di sebelah saya ya, bukan yang dibelakang -__- Sayang sekali saya gak ngambil foto banyak waktu kongres karena saya bukan banci kamera, tapi ada sih beberapa foto yang saya ambil...
Oke, setelah daftar ulang, hari Jumat sore harinya saya ikut nyanyi bersama, pake lagu bahasa Esperanto. Ini fotonya (saya comot dari Facebook salah seorang peserta kongres, hehe):
Wah asyik banget deh, lagu-lagunya easy listening, enak di telinga, pokoknya mantap lah! :D
Setelah itu ada cemilan sore, dan setelahnya ada diskusi mengenai pasporta servo. Secara singkat, pasporta servo adalah layanan antar-Esperantist yang mengizinkan Esperantist lain menginap di tempatnya secara gratis. Disitu saya bertemu beberapa Esperantis dari Jepang, yang bahkan mengundang saya secara pribadi ke kongres Esperanto Jepang. Saya akan bahas ini nanti.
Malamnya, ada interkona vespero atau malam perkenalan. Kita berkenalan satu sama lain disana, semua peserta ngumpul disana. Juga ada beberapa games. Bahkan kita melakukan Chicken Dance bersamaan! nih fotonya(masih dicomot dari Facebook):

Haha malem itu asyik banget pokoknya, di akhir acara ada pembagian hadiah, yah lumayan dapet snack sedikit =D
Besoknya, ada acara pembukaan, ada pejabat dari salah satu kementerian. Entahlah kementerian apa saya lupa, luar negeri, dalam negeri, pariwisata, saya lupa. Pada waktu itu juga ada tarian tradisional jawa barat, yang mendapat respon positif dari para bule :D acaranya berlangsung sampe makan siang, dan setelahnya saya mengikuti diskusi mengenai pergerakan Esperanto di Indonesia. Rupanya Esperanto sudah ada sejak tahun 1950an, namun sempat terhenti...
Setelahnya gak ada acara yang bisa saya ikuti, akhirnya saya ikut kak Eko untuk mengajarkan bahasa Indonesia untuk para bule. Bahkan, ada salah seorang Esperantist dari Hong Kong yang minta diajarkan sedikit bahasa Sunda, buat nawar sama pedagang katanya, siapa tau dapet potongan harga kalo ngomong pake bahasa Sunda :D
Habis itu, oiya, saya ikut kursus Meza Nivelo (level menengah) bersama Esperantist dari Belgia, namanya Kristin Tytgat. Orangnya Ramah. Seneng banget ikut kursus itu, karena gurunya juga ramah banget. Setelahnya saya membantu Esperantist Jepang Masako Tahira untuk acara pelelangan. Banyak sekali barang-barang yang dilelang, terutama barang-barang yang berkaitan dengan Esperanto. Ada satu barang yang saya ingin beli, yakni koleksi perangko. Saya sudah menawar, namun ada yang menawar lebih tinggi. Saya gak berani lagi nawar, ya sudah saya kasih. dan tahu apa? Besoknya, Bill Mak, bule asal Hongkong yang beli koleksi perangko dan juga belajar bahasa Sunda, memberikannya ke saya secara gratis. He he he :D
Malamnya ada acara dangdutan, namun entah kenapa saya lelah sekali, jadi saya gak ikut dangdutan, saya tidur aja deh jadinya xp
Hari ketiga, paginya saya mengikuti kursus level menengah, diskusi mengenai pergerakan Esperanto masa kini, dan rapat untuk mendirikan kembali asosiasi esperanto Indonesia. Gak ada yang menarik menurut saya. Setelahnya, saya ikut kursus level menengah lagi, diskusi mengenai delegita reto (perwakilan negara-negara yang akan menjawab pertanyaan orang-orang mengenai negaranya). Dan istirahat sejenak. Karena malamnya ada acara Arta Vespero, yakni malam kesenian, dimana saya 'dipaksa' bernyanyi karena saya ikut nyanyi waktu hari pertama :D
Menurut saya, Arta vespero adalah acara yang paling rame. Kita nyanyi dan nari bersama, haha :D ni ada foto saya nyanyi bareng grup (yang masih dicomot dari FB):

Yah suara saya yang mirip kucing sekarat ketutupin lah seenggaknya x_x
Tapi yang paling saya suka dari arta vespero adalah penampilan dari orang-orang Jepang, menyanyikan lagu yang ceria gitu deh pokoknya ini foto mereka (ehm, dicomot dari FB juga)

Haha! kasian, sudah pada berumur disuruh joget-joget begitu =D Kak Erlangga bilang katanya "Bela kanto ĉu ne?" (Lagu yang cantik/indah, kan?) aku nyeletuk "Bela kanto aŭ bela kantistino?" (lagunya yang indah/cantik apa yang nyanyinya (Yuna) yang cantik?)
Oiya, di arta vespero juga ada joget poco-poco bareng :D meskipun gerakannya ngaco dan asal, yang penting goyang! "Esperantisto devas esti freneza." (Esperantist itu harus gila) - Kak Eko! =D hahaha!
Setelah arta vespero juga ada rapat pendirian asosiasi esperanto Indonesia, dan alhamdulillah sekarang sudah terbentuk! Waktu itu saya ikut sampe tengah malem, lumayan capek ternyata ya...
Besoknya setelah makan pagi, rencananya saya mau ikut kursus batik. Cuma beberapa orang Jepang ngajarin origami, jadi saya lebih tertarik ke origami aja deh. Saya masih menyimpan origami saya loh! =D
Setelahnya ada penutupan dan makan terakhir. Ah, saya sudah kangen lagi sama mereka...
Oya, sebelumnya, Esperantist Australia Franciska Toubale minta anter saya ke Bandung, kebetulan saya ke Bandung bareng kakek-nenek dan ibu saya pake mobil, yah di mobil saya merasa awkward aja sih. Kalo saya ngobrol ke Franciska pake bahasa Esperanto, yang lain gak ngerti, kalo saya ngobrol ke keluarga saya, Franciska gak ngerti...

Nah, mengenai Kongres di Jepang, seorang Esperantis Jepang bilang dia akan mengundang saya ke sana gratis, nah ini foto saya, beliau (Mitsukawa Sumiko), sama Tahira Masako (ini mah foto sendiri :p):

Kiri ke kanan: Mitsukawa, Saya, Masako, saya berfoto sama orang-orang baik! =D
Kristin Tytgat juga bilang kalau ia mendukung saya pergi ke Jepang, ini foto saya sama Kristin:
Kristin Tytgat yang pake baju biru muda yaa =D
Oya, sayang sekali saya gak sempet foto sama Shinpei dan Midori(Masatoshi Yamada), tapi saya sempet foto sama Yuma, meski saya lagi calangap -_-
Dan juga saya suka ngobrol sama Sandor Horvath, Esperantist Australia. Dia bilang dia suka nama saya yang panjang, dia juga beberapa kali ngajak ngobrol pake bahasa Jerman, Prancis, sama Rusia. nih fotonya:
Cuma segitu foto yang saya ambil pake kamera sendiri...

Yang paling saya ingat, waktu Kristin baca puisi bahasa Esperanto, saya sekalian bagi disini ya:


Ne Forgesu la Belajn Tagojn (jangan lupakan hari-hari yang indah)

Kiam vi lacas (ketika kau letih)
Kiam vi malplacas kun via ĉirkaŭaĵo (ketika kau sedang tidak berdamai dengan sekelilingmu)
Kiam vi estas senkonsila (ketika kau sedang tidak memiliki nasihat (?))
Kaj vi ege malfeliĉas (dan kaŭ sangat tidak senang)
Repensu tiam pri la belaj tagoj, dum kiuj vi ridis kaj dancis (Ingatlah kembali di saat itu hari-hari yang indah, ketika kau tertawa dan berdansa)
Dum kiuj vi estis afabla al ĉiuj, kiel infano senzorga (ketika kau ramah pada semuanya, seperti anak-anak yang tak peduli)

Ne forgesu la belajn tagojn (jangan lupakan hari-hari yang indah)
Kiam la horizonto, tiom malproksime kiom vi povas vidi (ketika garis langit begitu jauh dari penglihatanmu)
Restas malluma sen signo de luma (tinggallah gelap tanpa tanda-tanda keberadaan cahaya)
Kiam via koro plenas je ĉagreno kaj eble je amaro (Ketika hatimu penuh dengan rasa jijik dan mungkin cinta)
Kiam ŝajne ĉiu espero je nova ĝojo (Ketika tampaknya semua harapan ada di kesenangan baru)
Kaj feliĉo malaperis (dan kesenangan pun hilang)
Tiam serĉu zorge en via memoraĵoj (ketika itu carilah kepedulian dalam ingatanmu)
Mi petas al vi, la belajn tagojn (aku mohon padamu, hari-hari yang indah)
La tagojn, dum kiuj ĉio estis bona (hari-hari ketika semuanya menjadi baik)
Dum kiuj estis iu, ĉe kiu vi sentis vin hejme (selama hari-hari itu, pada semua orang kau merasa kau ada di rumah)
la tagojn, dum kiuj vi povis entuziasmiĝi pri tiu alia (hari-hari, ketika kau antusias pada semua orang satu sama lain)
Kiu nun mi elrevigis vin kaj eble trompis vin (yang sekarang mungkin melupakan dan masih mengingatmu)

Ne forgesu la belajn tagojn (jangan lupakan hari-hari yang indah)
Ĉar kiam vi forgesas ilin, ili neniam revenos (karena jika kaŭ melupakannya, mereka tak akan kembali)
Tute enmaniĝu vin mem, kaj (genggamlah semua di tanganmu, dan)
plenigu vian kapon per ĝojaj pensoj (penuhilah kepalamu dengan pikiran-pikiran bahagia)
Vian koron pe pardonemo, tenereco, kaj amo (hatimu dengan rasa pemaaf, kelembutan, dan cinta)
kaj vian buŝon per rido, kaj ĉio denove boniĝos (dan mulutmu dengan tawa, dan semuanya akan menjadi lebih baik lagi)
Oiya, Kristin juga bilang kalau ada sebuah virus bernama Esperanto, yang membuat korbannya semangat dan berenergi untuk berkegiatan, dan sekali virus ini masuk melalui pori-pori, tidak akan bisa keluar lagi.

Ah terlalu banyak untuk saya tuliskan disini, yang pasti, disana saya bertemu orang-orang baik dan semangat, yang maŭ berbagi ilmu, tenaga, dan bahkan harta, yang akan siap menolong sesama, dan mengulurkan tangan untuk kebaikan dan perdamaian dunia.

Per Esperanto, por mondpaco, kaj amikeco! Dengan Esperanto, untuk perdamaian dunia, dan persahabatan!