Wednesday, April 10, 2013

Kongres Esperanto yang Pertama di Indonesia (Juga Kongres Esperanto Pertama Bagi Saya)

Haloooo!
Cukup lama saya gak blogging, ya kemaren dari Jumat sampai Senin ada kongres Esperanto di Bogor dan saya kesana, saya gak punya kesempatan blogging disana, jadi cerita di sini aja yaa...

Saya sampai di tempat kongres hari Juamt jam 1.30 siang. Belum terlihat siapa-siapa di sana. Saya menuju ruang makan dan disana ada beberapa orang. Rupanya waktu daftar ulang belum dimulai yakni jam 2.00 siang. Disana ada satu orang panitia (saya panggil dia kak Eko) yang masih bersiap-siap, ada dua orang pemuda Jepang, sama sekelompok orang-orang lain. Setelah ngobrol sedikit sama kak Eko, saya mencoba mendekati dua orang Jepang ini. Mereka masih muda, sekitar 23-25 tahun lah. Yang satu namanya Yuma Shirakawa, satunya lagi Shinpei Ichikawa. Yuma sih udah belajar Esperanto sekitar 3 tahun (kalo gak salah). Tapi Shinpei baru 8 bulan, sama kayak saya. Kita ngobrol lumayan banyak, sampe ada salah satu orang Italia, namanya Pietro Fiocchi yang minta diterjemahkan teks bahasa Indonesia ke Esperanto dan sebaliknya. Dia lumayan bagus ngomong bahasa Indonesia. Ya sehabis nolongin Piettro, saya daftar ulang.
Saya lupa siapa lagi yang saya temui setelah itu, namun saya yakin semua orang asing sudah saya ajak ngobrol. Namun yang paling sering ngobrol sama saya ya Yuma dan Shinpei. Ada juga pemuda jepang lain lagi, namanya Masatoshi Yamada, lumayan juka suka ngobrol sama dia.
Naaah, yang jadi primadona di kongres adalah seorang cewek Korea yang tinggal di Jepang yang namanya Che Yuna, dipanggilnya Yuna. Habisnya, dia satu-satunya cewek dari luar negeri yang masih muda, cantik lagi :D Saya, kak Eko, sama kak Erlangga (peserta kongres dari Bandung) suka heureuy sama dia :D nih foto saya sama Yuna:
Yuna itu yang ada di sebelah saya ya, bukan yang dibelakang -__- Sayang sekali saya gak ngambil foto banyak waktu kongres karena saya bukan banci kamera, tapi ada sih beberapa foto yang saya ambil...
Oke, setelah daftar ulang, hari Jumat sore harinya saya ikut nyanyi bersama, pake lagu bahasa Esperanto. Ini fotonya (saya comot dari Facebook salah seorang peserta kongres, hehe):
Wah asyik banget deh, lagu-lagunya easy listening, enak di telinga, pokoknya mantap lah! :D
Setelah itu ada cemilan sore, dan setelahnya ada diskusi mengenai pasporta servo. Secara singkat, pasporta servo adalah layanan antar-Esperantist yang mengizinkan Esperantist lain menginap di tempatnya secara gratis. Disitu saya bertemu beberapa Esperantis dari Jepang, yang bahkan mengundang saya secara pribadi ke kongres Esperanto Jepang. Saya akan bahas ini nanti.
Malamnya, ada interkona vespero atau malam perkenalan. Kita berkenalan satu sama lain disana, semua peserta ngumpul disana. Juga ada beberapa games. Bahkan kita melakukan Chicken Dance bersamaan! nih fotonya(masih dicomot dari Facebook):

Haha malem itu asyik banget pokoknya, di akhir acara ada pembagian hadiah, yah lumayan dapet snack sedikit =D
Besoknya, ada acara pembukaan, ada pejabat dari salah satu kementerian. Entahlah kementerian apa saya lupa, luar negeri, dalam negeri, pariwisata, saya lupa. Pada waktu itu juga ada tarian tradisional jawa barat, yang mendapat respon positif dari para bule :D acaranya berlangsung sampe makan siang, dan setelahnya saya mengikuti diskusi mengenai pergerakan Esperanto di Indonesia. Rupanya Esperanto sudah ada sejak tahun 1950an, namun sempat terhenti...
Setelahnya gak ada acara yang bisa saya ikuti, akhirnya saya ikut kak Eko untuk mengajarkan bahasa Indonesia untuk para bule. Bahkan, ada salah seorang Esperantist dari Hong Kong yang minta diajarkan sedikit bahasa Sunda, buat nawar sama pedagang katanya, siapa tau dapet potongan harga kalo ngomong pake bahasa Sunda :D
Habis itu, oiya, saya ikut kursus Meza Nivelo (level menengah) bersama Esperantist dari Belgia, namanya Kristin Tytgat. Orangnya Ramah. Seneng banget ikut kursus itu, karena gurunya juga ramah banget. Setelahnya saya membantu Esperantist Jepang Masako Tahira untuk acara pelelangan. Banyak sekali barang-barang yang dilelang, terutama barang-barang yang berkaitan dengan Esperanto. Ada satu barang yang saya ingin beli, yakni koleksi perangko. Saya sudah menawar, namun ada yang menawar lebih tinggi. Saya gak berani lagi nawar, ya sudah saya kasih. dan tahu apa? Besoknya, Bill Mak, bule asal Hongkong yang beli koleksi perangko dan juga belajar bahasa Sunda, memberikannya ke saya secara gratis. He he he :D
Malamnya ada acara dangdutan, namun entah kenapa saya lelah sekali, jadi saya gak ikut dangdutan, saya tidur aja deh jadinya xp
Hari ketiga, paginya saya mengikuti kursus level menengah, diskusi mengenai pergerakan Esperanto masa kini, dan rapat untuk mendirikan kembali asosiasi esperanto Indonesia. Gak ada yang menarik menurut saya. Setelahnya, saya ikut kursus level menengah lagi, diskusi mengenai delegita reto (perwakilan negara-negara yang akan menjawab pertanyaan orang-orang mengenai negaranya). Dan istirahat sejenak. Karena malamnya ada acara Arta Vespero, yakni malam kesenian, dimana saya 'dipaksa' bernyanyi karena saya ikut nyanyi waktu hari pertama :D
Menurut saya, Arta vespero adalah acara yang paling rame. Kita nyanyi dan nari bersama, haha :D ni ada foto saya nyanyi bareng grup (yang masih dicomot dari FB):

Yah suara saya yang mirip kucing sekarat ketutupin lah seenggaknya x_x
Tapi yang paling saya suka dari arta vespero adalah penampilan dari orang-orang Jepang, menyanyikan lagu yang ceria gitu deh pokoknya ini foto mereka (ehm, dicomot dari FB juga)

Haha! kasian, sudah pada berumur disuruh joget-joget begitu =D Kak Erlangga bilang katanya "Bela kanto ĉu ne?" (Lagu yang cantik/indah, kan?) aku nyeletuk "Bela kanto aŭ bela kantistino?" (lagunya yang indah/cantik apa yang nyanyinya (Yuna) yang cantik?)
Oiya, di arta vespero juga ada joget poco-poco bareng :D meskipun gerakannya ngaco dan asal, yang penting goyang! "Esperantisto devas esti freneza." (Esperantist itu harus gila) - Kak Eko! =D hahaha!
Setelah arta vespero juga ada rapat pendirian asosiasi esperanto Indonesia, dan alhamdulillah sekarang sudah terbentuk! Waktu itu saya ikut sampe tengah malem, lumayan capek ternyata ya...
Besoknya setelah makan pagi, rencananya saya mau ikut kursus batik. Cuma beberapa orang Jepang ngajarin origami, jadi saya lebih tertarik ke origami aja deh. Saya masih menyimpan origami saya loh! =D
Setelahnya ada penutupan dan makan terakhir. Ah, saya sudah kangen lagi sama mereka...
Oya, sebelumnya, Esperantist Australia Franciska Toubale minta anter saya ke Bandung, kebetulan saya ke Bandung bareng kakek-nenek dan ibu saya pake mobil, yah di mobil saya merasa awkward aja sih. Kalo saya ngobrol ke Franciska pake bahasa Esperanto, yang lain gak ngerti, kalo saya ngobrol ke keluarga saya, Franciska gak ngerti...

Nah, mengenai Kongres di Jepang, seorang Esperantis Jepang bilang dia akan mengundang saya ke sana gratis, nah ini foto saya, beliau (Mitsukawa Sumiko), sama Tahira Masako (ini mah foto sendiri :p):

Kiri ke kanan: Mitsukawa, Saya, Masako, saya berfoto sama orang-orang baik! =D
Kristin Tytgat juga bilang kalau ia mendukung saya pergi ke Jepang, ini foto saya sama Kristin:
Kristin Tytgat yang pake baju biru muda yaa =D
Oya, sayang sekali saya gak sempet foto sama Shinpei dan Midori(Masatoshi Yamada), tapi saya sempet foto sama Yuma, meski saya lagi calangap -_-
Dan juga saya suka ngobrol sama Sandor Horvath, Esperantist Australia. Dia bilang dia suka nama saya yang panjang, dia juga beberapa kali ngajak ngobrol pake bahasa Jerman, Prancis, sama Rusia. nih fotonya:
Cuma segitu foto yang saya ambil pake kamera sendiri...

Yang paling saya ingat, waktu Kristin baca puisi bahasa Esperanto, saya sekalian bagi disini ya:


Ne Forgesu la Belajn Tagojn (jangan lupakan hari-hari yang indah)

Kiam vi lacas (ketika kau letih)
Kiam vi malplacas kun via ĉirkaŭaĵo (ketika kau sedang tidak berdamai dengan sekelilingmu)
Kiam vi estas senkonsila (ketika kau sedang tidak memiliki nasihat (?))
Kaj vi ege malfeliĉas (dan kaŭ sangat tidak senang)
Repensu tiam pri la belaj tagoj, dum kiuj vi ridis kaj dancis (Ingatlah kembali di saat itu hari-hari yang indah, ketika kau tertawa dan berdansa)
Dum kiuj vi estis afabla al ĉiuj, kiel infano senzorga (ketika kau ramah pada semuanya, seperti anak-anak yang tak peduli)

Ne forgesu la belajn tagojn (jangan lupakan hari-hari yang indah)
Kiam la horizonto, tiom malproksime kiom vi povas vidi (ketika garis langit begitu jauh dari penglihatanmu)
Restas malluma sen signo de luma (tinggallah gelap tanpa tanda-tanda keberadaan cahaya)
Kiam via koro plenas je ĉagreno kaj eble je amaro (Ketika hatimu penuh dengan rasa jijik dan mungkin cinta)
Kiam ŝajne ĉiu espero je nova ĝojo (Ketika tampaknya semua harapan ada di kesenangan baru)
Kaj feliĉo malaperis (dan kesenangan pun hilang)
Tiam serĉu zorge en via memoraĵoj (ketika itu carilah kepedulian dalam ingatanmu)
Mi petas al vi, la belajn tagojn (aku mohon padamu, hari-hari yang indah)
La tagojn, dum kiuj ĉio estis bona (hari-hari ketika semuanya menjadi baik)
Dum kiuj estis iu, ĉe kiu vi sentis vin hejme (selama hari-hari itu, pada semua orang kau merasa kau ada di rumah)
la tagojn, dum kiuj vi povis entuziasmiĝi pri tiu alia (hari-hari, ketika kau antusias pada semua orang satu sama lain)
Kiu nun mi elrevigis vin kaj eble trompis vin (yang sekarang mungkin melupakan dan masih mengingatmu)

Ne forgesu la belajn tagojn (jangan lupakan hari-hari yang indah)
Ĉar kiam vi forgesas ilin, ili neniam revenos (karena jika kaŭ melupakannya, mereka tak akan kembali)
Tute enmaniĝu vin mem, kaj (genggamlah semua di tanganmu, dan)
plenigu vian kapon per ĝojaj pensoj (penuhilah kepalamu dengan pikiran-pikiran bahagia)
Vian koron pe pardonemo, tenereco, kaj amo (hatimu dengan rasa pemaaf, kelembutan, dan cinta)
kaj vian buŝon per rido, kaj ĉio denove boniĝos (dan mulutmu dengan tawa, dan semuanya akan menjadi lebih baik lagi)
Oiya, Kristin juga bilang kalau ada sebuah virus bernama Esperanto, yang membuat korbannya semangat dan berenergi untuk berkegiatan, dan sekali virus ini masuk melalui pori-pori, tidak akan bisa keluar lagi.

Ah terlalu banyak untuk saya tuliskan disini, yang pasti, disana saya bertemu orang-orang baik dan semangat, yang maŭ berbagi ilmu, tenaga, dan bahkan harta, yang akan siap menolong sesama, dan mengulurkan tangan untuk kebaikan dan perdamaian dunia.

Per Esperanto, por mondpaco, kaj amikeco! Dengan Esperanto, untuk perdamaian dunia, dan persahabatan!


No comments:

Post a Comment