Wednesday, March 20, 2013

Poliglot - Mungkin Tanpa Sadar Kamu Juga Poliglot!

Halo! Hallo! Hello! Hoj! Hej! Privyet! Salam! Merhaba! Saluton! Allo! Assalamualaikum!

Sedikit jeda yaa untuk posting religiusnyaa :D

Saya mau share tentang "Poliglot" loh loh loh, apaan tuh? Mungkin memang masih asing istilah poliglot di telinga kita. Tapi, mungkin tanpa disadari, Anda adalah seorang poliglot!

Secara etimologis, poliglot berasal dari bahasa Yunani, yang secara singkat bisa diartikan sebagai 'seseorang yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa'. Sekarang, coba hitung berapa bahasa yang Anda bisa gunakan? Rata-rata orang Indonesia, bisa berbicara dalam 3 bahasa: bahasa Indonesia, bahasa Daerahnya, dan bahasa Inggris. Apa Anda masuk sini? Anda hanya butuh satu bahasa lagi untuk menyandang status poliglot.
Ya, poliglot biasanya merujuk kepada mereka yang dapat berbicara 4 bahasa atau lebih. Bahasa daerah juga dihitung lho, bukan cuma bahasa asing yang dihitung :) Untuk yang bisa menguasai sangat banyak, biasanya lebih dari 20, bisa disebut hiperpoliglot, namun ada juga seorang ahli yang mengatakan bahwa bisa 7 bahasa pun sudah terhitung hiperpoliglot.
"Alahh, ngapain sih belajar bahasa?" Biasanya, alasan seseorang belajar bahasa itu untuk pendidikan, budaya, atau bisnis. Itu pun kadang terpaksa. Namun, bagi seorang glossophilia(pecinta bahasa), mempelajari bahasa didasarkan pada hobi atau kesenangan, atau bahkan karena sedikit tertarik saja, mempelajarinya sampai fasih, tahu-tahu, ternyata berguna di masa depan! :D
Belajar bahasa juga bisa dimasukkan kedalam hobi sama dengan menyanyi, melukis, mengarang cerita, dan lain-lain. Namun belajar bahasa akan dianggap sebagai sebuah hobi yang 'nyeleneh', namun nyeleneh dalam jalur positif, tidak ke jalur negatif :D
Di Indonesia, sudah ada beberapa komunitas poliglot dan pelajar bahasa yang tersebar di beberapa kota besar, belum ada wadah nasional untuk komunitas poliglot seperti ini. Namun, biasanya, diantara komunitas itu terjadi sebuah komunikasi, dan mungkin saja untuk mengadakan kerjasama.
Tertarik jadi poliglot? Ada beberapa cara belajar bahasa. Cara yang akan memakan waktu lama yakni mempelajarinya secara autodidak. Belajar sendiri dengan referensi buku-buku, e-book, online, dan dibimbing dengan online tutor melalui e-mail atau media komunikasi lain. Namun cara ini kurang efektif karena interaksinya akan sedikit sekali. Cara yang lumayan cepat, yakni dengan kursus di tempat-tempat kursus bahasa asing dengan seorang guru. Interaksi banyak, referensi terjamin, namun biaya yang dikeluarkan memang tidak pernah sedikit, mungkin anda harus merogoh kocek paling dangkal satu juta rupiah untuk kursus di tempat yang terjamin dari institusi negara terkait (seperti Goethe Institut, atau Institut Francais d'Indonesia). Cara yang paling cepat, dan paling ekstrim, adalah tinggal beberapa bulan di negara penutur bahasa tersebut. Misal anda ingin fasih bahasa Prancis, pergilah ke Prancis dan tinggal selama beberapa bulan di sana, berinteraksi dengan masyarakat dan bergaul, Insya Allah hanya dengan 4 bulan Anda bisa bahasa Prancis dengan baik, namun biaya yang dikeluarkan akan sangat besar, namun dengan interaksi maksima dan kemampuan yang memuaskan.
"Apa sih keuntungan menjadi poliglot?" Riset membuktikan bahwa jika seseorang menuturkan banyak bahasa, maka resiko terkena penyakit alzheimer akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya kemampuan berbahasa asing/jumlah bahasa yang dikuasai orang tersebut. Seorang poliglot juga daya ingatnya lebih kuat, bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu/multikerja, konsentrasi meningkat, dan kesehatan membaik. Dan pelajar bahasa akan lebih mudah mempelajari alat musik juga, dan begitu pula sebaliknya.
Masih ragu jadi poliglot dan merasa cukup dengan bahasa Inggris saja sebagai bahasa asing yang dikuasai? Perlu Anda ketahui, bahwa penutur bahasa Inggris di dunia ini hanya 10-15% saja, belum beberapa golongan yang enggan menggunakannya meskipun bisa.
Masih ragu? Seorang public figure bercerita bahwa mempelajari bahasa adalah pintu dari kunjungan kita ke negara yang bahasanya kita  pelajari itu. Misalkan jika Anda belajar bahasa Arab, maka suatu saat nanti Tuhan akan membawa Anda menuju negeri-negeri timur tengah, untuk menunaikan ibadah haji, atau sekedar jalan-jalan pun oke ;) Jadi, jika Anda ingin merasakan suasana romantis di menara Eiffel dan karya-karya agung hasil tangan manusia di Musee du Louvre, belajar bahasa Prancis dari sekarang. Atau jika Anda ingin melakukan tradisi haname (melihat bunga sakura) dan makan sushi di negara asalnya, mulai belajar bahasa Jepang. Atau bahkan jika Anda ingin mengunjungi negara asal Su-Ju dan SNSD, pelajari bahasa Korea dari sekarang.
Namun salah satu fenomena yang saya sayangkan adalah, banyak orang yang belajar bahasa karena tren saja, terutama bahasa Korea. Hanya sedikit yang mempelajarinya secara serius dan mencapai tingkat native. Atau mempelajari bahasa Spanyol karena menonton telenovela saja.
Tips belajar bahasa? KONSISTEN! Jangan males dan ogah-ogahan, set your goals, dan ketika Anda merasa bosan, ingat kembali goals dan motivasi Anda sehingga Anda kembali semangat. KERJA KERAS. Jangan mudah percaya sama buku yang mengatakan "sekian hari fasih bahasa anu" "menguasai bahasa anu hanya dalam sekian minggu" "bahasa anu dalam sekian jam". tidak ada kemampuan bahasa yang didapat tanpa kerja keras dan usaha. LATIH. Jangan biarkan skill anda menyusut karena tidak dipakai, carilah pelajar bahasa lain yang sama-sama belajar bahasa yang anda pelajari.
Oiya, saya sendiri saat ini baru lancar bahasa Indonesia, Inggris, dan Sunda. Bahasa asing lain yang bisa dibilang lumayan hanyalah Esperanto, dan masih terus belajar(saat ini belum lancar dan masih 'balelol') bahasa Jerman, Prancis, Jepang, dan Rusia, dan saya juga ingin (tapi belum) belajar bahasa Arab dan Spanyol. Mungkin Mandarin. Doakan saya agar bisa lancar dalam kesemuanya yaa :)

Mari jadi poliglot!

Salam Poliglot!

No comments:

Post a Comment